Pameran Pusaka Grebeg Suro 2025, Wujud Pelestarian Budaya Ponorogo
lpmalmillah.com - Senin (23/06/2025), Pemerintah Kabupaten
Ponorogo secara resmi membuka pameran pusaka yang merupakan rangkaian kegiatan dalam
agenda Grebeg Suro 2025. Acara ini berlangsung di Pendopo Kabupaten Ponorogo dan
dimulai pada pukul 19.55 WIB. Sekitar 50 paguyuban atau komunitas pecinta
pusaka tradisional, baik dari dalam maupun luar Ponorogo, turut ambil bagian
dalam kegiatan ini.
Pembukaan pameran dihadiri oleh Sugiri Sancoko
selaku Bupati Ponorogo, berbagai paguyuban dan komunitas pecinta pusaka
tradisional, serta masyarakat setempat. Pameran ini mengusung tema Nyawiji ing
Budaya yang berarti menyatu dengan budaya. “Kita di sini mengambil tema Nyawiji
ing Budaya masa lalu,” ungkap Titis, Ketua Pelaksana Pameran Pusaka 2025.
Titis juga menuturkan bahwa pameran ini
menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya masa lalu kepada masyarakat. “Melalui
pameran ini, kita bisa mengetahui budaya masa lalu dan alhamdulillah dapat dilaksanakan
dalam rangkaian Grebeg Suro tahun ini,” ujar Titis.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Ponorogo
menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya pameran pusaka yang menampilkan
berbagai jenis senjata tradisional seperti keris dan mothik. Mothik merupakan sejenis
pisau panjang khas yang digunakan oleh warok. Mothik sendiri memiliki berbagai
jenis dan ukuran panjang yang berbeda.
Selain menampilkan pusaka, acara ini juga
dimeriahkan oleh pertunjukan para penari warok cilik dan dewasa. Mereka
mempertontonkan atraksi khas warok sambil membawa mothik.
Dalam pameran ini juga disampaikan bahwa
mothik termasuk dalam kategori warisan budaya tak benda yang tengah diupayakan
untuk diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Upaya ini sejalan dengan
langkah menjadikan Ponorogo sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network
(UCCN). “Setelah Reog resmi dan diakui dunia sebagai warisan tak benda oleh
UNESCO, kami mengupayakan Ponorogo sebagai kota pariwisata ekonomi kreatif
dengan mendaftarkan sebagai UCCN,” ujar Sugiri.
Penulis: Frendi
Editor: Rena
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.