Iklan Layanan

Cuplikan

Diskusi Lintas Organisasi dan Komunitas di Ponorogo Pertanyakan Relevansi Gerakan Mahasiswa


lpmalmillah-(02/11/2019) Puluhan Aktivis organisasi ekstra, intra kampus dan komunitas se-Ponorogo berkumpul untuk diskusi di Warkop Langit Jl. Batoro Katong Ponorogo. Organisasi dan komunitas tersebut antara lain, KAMMI, KMNU, Pemuda Pancasila, BEM INSURI, Aksara Surya, Rumah Tetirah, PKL, Langit Malam, dan BEM UNMUH. Diskusi yang diselengarakan oleh Guerilla Us Library (GUL) yang dibuka untuk umum ini mengangkat tema “Masih Relevankah Gerakan Mahasiswa Saat Ini?”. Diskusi dimulai 20.00 WIB yang dipandu oleh Aruny Hayya Al Fadhli, mahasiswa semester 7 jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) IAIN Ponorogo dan Nadila Yuvitasari dari GUL.
Mengawali diskusi, Aruny memberikan pengantar dengan melontarkan pertanyaan. “Apakah gerakan mahasiswa hari ini sudah memberikan hal yang berarti bagi masyarakat atau hanya mementingkan internalnya saja? tanyannya.
Fandi yang mengaku berlatar belakang dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), menanggapi bahwa mahasiswa saat ini hanya diwarisi semangat dari pendahulunya. “Semangat gerakan mahasiswa sekarang tetap ada, namun dalam aplikatifnya masih belum dirasakan masyarakat,” ujar Fandi.
Gerakan mahasiswa memberi sumbangsih sejarah Indonesia. Dika Presiden mahasiswa (Presma) IAIN Ponorogo tahun 2018 mengatakan, “mahasiswa saat ini berada di eufouria masa lalu, sehingga kita seperti kecanduan obat demokras. Akibatnya mahasiswa memandang dirinya adalah orang yang paling benar.
Senada dengan itu, Robi salah satu hadirin menyatakan bahwa perlu adanya keterbukaan dari mahasiswa agar bisa menjadi gerakan yang relevan. “Gerakan mahasiswa yang masih ada sekat dan menganggap gerakannya paling benar malah akan mengakibatkan gerakan mahasiswa tidak relevan lagi,” ujar Robi.
Di sisi lain, Tomi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ponorogo menyatakan masih ada relevansi gerakan mahasiswa. “Adanya asumsi masyarakat memandang mahasiswa tidak relevan ialah sajian propaganda media bodrek. Kalau menurut saya gerakan mahasiswa masih relevan,” jelas Tomi.
Robi memberi pendapatnya kepada mahasiswa agar tetap pada idealismenya tanpa ada tunggangan oleh kepentingan golongan. “Kesadaran yang harus dibangun mahasiswa adalah nilai kritis terhadap kebijakan pemerintah dan bisa menyeimbangkannya dengan masyarakat. Oleh karena itu gerakan mahasiswa harus bersih tanpa ada afiliasi terhadap parpol maupun politisi apapun. Kalau seandainya  mereka berafiliasi maka gerakan mahasiswa akan mati,” ungkapnya.
Sedangkan Firman salah satu peserta menganggap relevansi gerakan mahasiswa merupakan subjektivitas, mahasiswa harus menyesuaikan gerakannya dengan zamannya. “Sekarang era industri 4.0 gerakan mahasiswa seharusnya bisa memanfaatkan teknologi atau turun langsung ke masyarakat untuk memberi pendidikan sesuai kapasitasnya,” ujarnya.
Fandi yang juga mahasiswa Institut Sunan Giri (INSURI) Ponorogo memberi refleksinya dari diskusi ini bahwa eksistensi mahasiswa berpengaruh terhadap sosial. “Ternyata gerakan mahasiswa masih relevan bergerak sesuai dengan kemampuannya,” jelas Fandi.
Fandi juga menutup narasinya dengan mengkritik gerakan mahasiswa yang dimanfaatkan oknum lain. Gerakan mahasiswa merupakan aksi penting namun kalau ditunggangi kepentingan golongan tertentu lebih baik dibubarkan saja,” tambahnya.
Diana Sasa salah satu pegiat literasi sekaligus DPRD Jawa Timur menyampaikan pernyataan terakhir dalam diskusi. “Saya senang karena mahasiswa masih peduli terhadap isu-isu bangsa ini. Aksi kali ini lebih banyak dari pada tahun 98, namun sepertinya hasil tak sehebat waktu 98,” terang Diana.
 Diana juga menambahkan bahwa ia merasa geram dengan demo mahasisea tempo hari. “Komando mahasiswa yang saling berpencaran, akhirnya massa tidak satu komando, sehingga banyak yang menganggap manajemen aksi mahasiswa buruk. Malah demo kemarin hanya sebagai ajang viral di sosmed saja, itulah membuat saya gemes,” tambahnya.
Sekitar 22.30 WIB diskusi berakhir. Semua peserta saling bergandengan tangan sambil menyanyikan lagu nasional Bagimu Negeri.
Reporter: Dhamuri

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.