Iklan Layanan

Cuplikan

Adanya Calon Tunggal, Kebetulan atau Disengaja (?)

Sumber gambar: rm.id

 Opini oleh: Dewi Ayuni

    Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) menyelenggarakan Kongres V Republik Mahasiswa (RM) IAIN Ponorogo secara online mulai tanggal 25 Maret 2021. Dalam pelaksanaannya, KPUM baik institut maupun fakultas kebanyakan hanya menetapkan satu calon peserta saja.

    Pelaksanaan penetapan peserta Kongres disiarkan secara live melalui akun Instagram @kpum_iain_ponorogo dan Instagram masing-masing KPUM fakultas, yaitu @kpumfuad_iainponorogo, @kpum_febiiainponorogo, @kpumfatik_iainpo, dan @kpum_fasya. Namun, yang mengejutkan adalah kebanyakan hanya ada satu calon ketua dari masing-masing Ormawa yang lolos verifikasi, seperti halnya DEMA-I yang hanya terdapat satu paslon saja.

    Bukan hanya paslon ketua DEMA-I saja, melainkan seperti DEMA FASYA, HMJ Hukum Keluarga Islam (HKI), HMJ Hukum Ekonomi Syariah (HES), HMJ Hukum Tata Negara (HTN),  DEMA Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), HMJ Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT), HMJ Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), HMJ Perbankan Syariah, HMJ Manajemen Zakat dan Wakaf, HMJ Ekonomi Syariah, DEMA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK), serta HMJ di FATIK kecuali jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Tadris Bahasa Inggris (TBI) yang terdapat dua calon.

    Jika hanya terdapat satu kandidat yang lolos verifikasi oleh KPUM, apakah debat akan tetap dilaksanakan? Atau akankah seperti tahun sebelumnya yang diganti dengan penyampaian visi misi? Hmmmm, atau hanya diperuntukkan bagi calon anggota SEMA saja, kan pesertanya banyak.

    Satu kandidat saja tidak menimbulkan greget antusias mahasiswa untuk turut rebahan berpartisipasi. Bagi Mahasiswa Baru (Maba), tentunya belum pernah merasakan atmosfer kampanye dan debat dari calon DEMA-I. “Kalau calonnya cuman tunggal itu enggak enak karena kalau menang tidak bangga dan ketika kalah itu malu, intinya tidak ada saingan dan mau gak mau harus pilih itu,” ungkap Anisa Aulia mahasiswi KPI semester 2.

    Ow iya, adanya kandidat tunggal, saya teringat kejadian kemarin, bahwa ada kejadian yang cukup menarik. Ada salah satu bakal calon yang tidak lolos tahap verifikasi oleh KPUM Fakultas padahal semua persyaratan sudah terpenuhi. Karena merasa dirugikan, ia mengajukan banding hingga dua kali, karena banding pertama ditolak. (Baca: http://www.lpmalmillah.com/2021/03/Ketidakjelasan-Regulasi-Tentang-Kosma-Kongres-Diwarnai-Polemik-Hingga-Naik-Banding.html). Coba deh kalau bakal calon tersebut legowo, atau tidak berani menggugat pasti timbul calon tunggal lagi tuh.

    Menimbang adanya kejadian tersebut, yang menjadi pertanyaan besar adalah, adanya kandidat tunggal tersebut, apakah memang hanya satu yang mendaftar? Atau ada yang tidak lolos verifikasi? atau bahkan sengaja tidak diloloskan? Hmmmm, entahlah itu mungkin rahasia dapur mereka.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.