Iklan Layanan

Cuplikan

Mahasiswa Baru (Maba): Jangan Mudah Percaya


 Sumber gambar : nawacita.co

Opini oleh : Tika  

    Tahun ajaran baru telah tiba. Kegiatan yang diikuti mahasiswa baru (Maba) pada awal perkuliahan adalah ospek, atau dalam PTKIN dikenal dengan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). PBAK IAIN Ponorogo tahun 2020 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Adanya pandemi  Covid-19 membuat kegiatan tahunan ini harus dilakukan secara online.

    Kendati pelaksanaan PBAK secara online, namun di kampus juga mengadakan PBAK secara offline dengan mengundang mahasiswa penerima beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah yang berada di wilayah Ponorogo dan Madiun sebagai pesertanya. Hal ini dengan maksud mengurangi terjadinya perkumpulan massa.

    KIP-Kuliah adalah beasiswa yang diperuntukkan bagi mereka yang tidak mampu namun berprestasi. KIP-Kuliah merupakan salah satu program kerja lanjutan Presiden Jokowi. KIP-Kuliah adalah nama baru dari program Bidikmisi (Beasiswa pendidikan miskin berprestasi), yang mana bidikmisi awalnya merupakan program kerja 100 hari Menteri Keuangan, Muhamad Nuh di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Program beasiswa KIP-Kuliah ini bisa saja dimanfaatkan oleh birokrat kampus sebagai alasan untuk mewajibkan Maba mengikuti jalannya PBAK. Pihak kampus bisa mengatakan “Jika tidak mengikuti kegiatan PBAK maka uang KIP-Kuliah tidak akan turun”, Pertanyaan nya apakah jika tidak mengikuti PBAK maka bantuan dari KIP-Kuliah itu akan dicabut oleh kampus?

    Hal semacam ini bisa saja terjadi, pasalnya dalam setiap penyelenggaraan PBAK, ada saja hal menakutkan yang disampaikan agar Maba tersebut mau mengikuti jalannya PBAK dari awal hingga akhir. Selalu saja ada gelogok yang aneh, seperti  “Jika tidak mengikuti PBAK maka tidak akan mendapatkan sertifikat PBAK”, yang mana sertifikat tersebut merupakan salah satu prasyarat skripsi, tapi nyatanya ketika dikonfirmasi hal itu hanya bualan semata.

    Jika birokrat kampus melontarkan kalimat-kalimat tersebut, Maba mana yang tak tunduk patuh jika dihadapkan dengan kalimat seperti itu. Kalimat demikian harusnya tidak dilontarkan oleh para birokrat kampus ataupun oleh para mahasiswa senior di kala PBAK.

    Alangkah baiknya jika mereka menggunakan momen ini untuk memberi wawasan dan pengetahuan baru yang tak hanya berisi doktrin belaka. Wawasan baru yang dapat membangunkan cara berpikir kritisnya sehingga mahasiswa baru tak serta merta menelan mentah-mentah setiap hal yang terucap baik oleh para birokrat dan mahasiswa senior. Kegiatan PBAK dapat dibuat dengan diskusi atau melakukan riset pada sebuah fakta yang dapat mengasah kemampuan berfikir kritisnya. Setidaknya dalam setiap PBAK tak hanya berisi dengan materi-materi saja.


 

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.