Iklan Layanan

Cuplikan

Datang Luka Bulan Lima

 


(Gambar: kupastuntas.co)

Puisi oleh: Vivia

 

Pagi rasanya bukan pagi

Siang rasanya bukan siang

Ketika sore menjadi petang

Malam makin menghilang

Dan pagi kembali datang

Firasat yang pernah tiba menjadi nyata

 

Angin pagi datang membawa duka

Menyaksikan penggerak roda yang terluka

Dengan langkah yang tersiksa

Kaki ringkih penuh luka

Tak mampu merasa

 

Tak bisa lagi lembu sapi memberi

Hanya menanti sembari menahan diri

Menatap juragan dengan mata pengharapan

 

Udara siang meniupkan hawa dingin

Lembu semakin melemah terhempas angin

Bagai misteri

Angin membawa endemi

Air membawa racun

Tanpa penawar, tanpa penangkal

 

Dalam semalam

Sekali embusan

Semua berubah tak bisa diubah

 

Tiga Rabu telah berlalu

Rabu ke empat bulan ke lima

Bagaimana hari selanjutnya?

 

Hari-hari selalu menanti

Malam-malam banyak meratap

Apakah wabah akan menyebar

Ataukah sakit akan memulih?

 

Ada seutas jalan

Namun tak sanggup mengikat

Masih menunggu uluran simpul penguat

Dari penguasa yang punya kuasa

 

Apakah wabah akan menyebar

Ataukah sakit akan memulih?

Apakah ternak akan musnah termakan wabah

Ataukah penangkal kan tercipta memulihkan luka?

Apakah wabah akan menyebar

Ataukah sakit akan memulih?


PJTD 2022

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.