Iklan Layanan

Cuplikan

Materi Antropologi Kampus: Kenalkan Perbedaan antara Budaya Kampus dan Sekolah Bagi Mahasiswa

Rabu (07/08/2019) merupakan hari pertama Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tingkat Fakultas di IAIN Ponorogo. PBAK tingkat fakultas ini dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda, FATIK di Graha Watoe Dhakon, FUAD di Gedung Indrakila lantai 3, FASYA di GOR Ma’had al Jami’ah Ulil Abshar, dan FEBI di Kampus II. Dalam PBAK tingkat Fakultas ini, materi yang pertama kali diberikan adalah visi dan misi tiap-tiap fakultas, dan untuk materi kedua adalah Antropologi Kampus dan Tipologi Mahasiswa.
            Pada dasarnya Antropologi Kampus berusaha menjelaskan bagaimana kehidupan manusia dalam lingkungan kampus, khususnya mahasiswa sebagai pemeran utama. Dimana mahasiswa tersebut melakukan pertukaran informasi dengan dosen ataupun sesama mahasiswa, melakukan kegiatan berorganisasi ataupun melakukan kegiatan yang tujuannya untuk mencapai tujuan dari masing-masing individu itu tersendiri.
Arif Rahman Hakim, salah seorang dosen yang menjabat sebagai Staf Pascasarjana saat memberikan materi di FATIK. Ia menyatakan bahwa kehidupan di kampus berbeda dari kehidupan yang ada di SMA. Kampus merupakan Miniatur Negara. “Kampus merupakan miniatur Negara, di dalamnya banyak berbagai jenis orang, kebudayaan dan Organisasi, di dalamnya terdapat mahasiswa-mahasiswa yang bertanggungjawab atas dirinya,” ujarnya.
Burhan selaku ketua DEMA FUAD mengatakan bahwa pentingnya antropologi ialah agar mahasiswa tidak merasa seperti siswa dan mempunyai acuan pembeda antara sekolah dan kuliah, “Kalau bagi kami pentingnya antropologi kampus agar mereka mengetahui kuliah itu gak sama kaya sekolah, biar mereka mempunyai acuan pembeda dari siswa ke mahasiswa jadi mereka benar-benar memahami,” ungkapnya.
            Sedangkan, tipologi mahasiswa merupakan pengelompokkan watak, sifat mahasiswa berdasarkan dengan apa yang mereka minati. Dawam Multazami Rohmatullah, pemateri FUAD mengatakan bahwa tipologi mahasiswa dibagi seperti berikut; apatis, hedonis, entrepreneur, organisatoris, akademis. Berbeda dengan pemateri FATIK, Arif Rahman Hakim mengatakan bahwa tipologi mahasiswa dibagi menjadi 5 diantaranya akademis, agamis, aktivis, apatis, hedonis.
            Pada sesi tanya jawab di akhir materi, ada beberapa pertanyaan yang muncul. Riza dari kelompok 10 Fakultas Tarbiyah misalnya. Ia menanyakan contoh kecil dari mahasiswa dalam lingkup masyarakat yang dianggap agen of change tersebut. Arif menjawab petanyaan tersebut dengan mengambil contoh dari seorang mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka. “Sebagai contoh, mengikuti organisasi pramuka dan mengadakan kegiatan reboisasi atau penghijauan, itu pun juga termasuk agen of change,” ujarnya.
Selain itu, Istiqomah, salah satu  mahasiswa baru jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) juga bertanya kepada pemateri tentang mahasiswa ideal. Ia menyangsikan, apakah seharusnya mahasiswa mengikuti  semua kegiatan ekstra maupun intra kampus atau rajin kuliah dan mendapat nilai yang bagus. Dawam selaku pemateri FUAD menjawab, Standar saja, yang sangat sedikit tidak baik tetapi kalau banyak-banyak ya tidak baik juga Jadi sedang-sedang saja, yang penting masuk kuliah dan jangan lupa ikut organisasi minimal satu organisasi deh.


Reporter: Diyani, Rista, Syamsul.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.