Iklan Layanan

Cuplikan

Mepet UAS, Akankah Kongres Maksimal?


Ilustrasi (sumber: liputan6.com)
Opini oleh Tri Budi Utami

Bulan Ramadhan ini, mahasiswa sedang sibuk-sibuknya dikejar berbagai tugas akhir semester. Berbeda dengan itu, suasana masih terasa tenang di kalangan Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) tertinggi institut maupun fakultas. Belum terlihat adanya tanda-tanda untuk menunaikan ‘tugas akhir’-nya, yakni Kongres Mahasiswa.
Menurut Anggaran Rumah Tangga (ART) Republik Mahasiswa IAIN Ponorogo pasal 49, Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi yang dilaksanakan oleh SEMA IAIN Ponorogo. Kongres diadakan satu periode sekali untuk regenerasi pengurus OMIK. Bukan hanya pergantian, tapi juga diharapakan dapat membawa organisasi lebih baik ke depannya.
Pelaksanaan kongres terkesan santai untuk tahun ini, seakan tidak terlalu dipaksakan untuk cepat digelar. Sampai saat ini saja masih ada beberapa dari OMIK yang belum mengajukan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban). Kalau belum bisa mempertanggungjawabkan kepengurusannya, pergantian pengurus  mungkin hanya mimpi di siang bolong, ye kan…
Padahal, mahasiswa sedang super sibuk, lho. Hari masuk aktif kuliah memasuki minggu terakhir di bulan Ramadhan ini, bahkan banyak dari mahasiswa yang sudah selesai mata kuliah (matkul), dan memutuskan untuk libur lebih  awal. Sekarang sudah 17 Ramadhan yang berarti tidak ada 2 minggu lagi lebaran. Sekitar H+10 lebaran, tepatnya 17 Juni, mahasiswa akan bersuka cita menghadapi UAS semester genap. Biasanya, UAS dilaksanakan 2 minggu.
Moball rek, mungkin begitu yang ada di benak mahasiswa kala membaca paragraf di atas. Di tengah-tengah jadwal padat itu, apakah kongres akan berjalan maksimal? Mungkin saja tidak sih!
Adhie Handika selaku ketua DEMA-I mengakui itu, jika tidak dilaksanakan saat hari aktif kuliah, Kongres bisa tidak maksimal. Menurut Dika, Kongres merupakan PR bagi SEMA-I maupun SEMA-F, ia hanya mengoordinasaikan terkait teknis dan kebijakannya. “Kalau dibilang maksimal atau tidak ya saya bilang tidak. Kalau hari aktif kuliah mungkin bisa maksimal,” kata Dika.
Mungkin iya, Kongres akan maksimal. Maksimal buru-burunya tenaga yang harus dikerahkan.
“Namanya maksimal atau tidak itu punya ukuran sendiri, tapi setiap kegiatan pasti punya konsekuensinya.” Ujar Bagus Ervin, Ketua SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Ketika wewenang itu sudah ada, seharusnya pihak terkait mempunyai tanggung jawab penuh dalam menetapkan dan menjalankan tugasnya. Jika terus diundur, acara-acara selanjutnya seperti Pelantikan OMIK dan PBAK bisa terhambat. Oya, UKM sebagian besar sudah pergantian pengurus lho. Tapi, mereka masih illegal, belum dilantik karena menunggu ‘pejabat’ OMIK berganti melalui Kongres dan Pemilwa.
Menolak lupa, antusias mahasiswa pada serangkaian Kongres terlihat minim setiap tahunnya, seakan mereka acuh tak acuh akan adanya 'pesta demokrasi' ini. Namun, belum terlihat adanya perbaikan dari pihak-pihak terkait. Sudah tahu mahasiswa yang sedemikian ‘sibuk’ dengan  jadwal akademik, seharusnya Kongres segera dimulai. Mau tidak mau, partisipasi mahasiswa sebagai rakyat haruslah dipertimbangkan dan ditingkatkan.
Tapi, hingga kini belum juga ada undangan sosialisasi yang diterima oleh mahasiswa. Lalu, akankah Kongres tahun ini bisa berjalan efektif dan lebih baik dari dua Kongres sebelumnya? Lihat saja nanti, hiyahiyahiya..

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.