Iklan Layanan

Cuplikan

Warga Lalai, Sebabkan Layanan Kesehatan Tidak Maksimal

Penulis : Ririn, Aziza

Wilayah Ponorogo terdiri dari daerah perkotaan, pedesaan, dan pegunungan.  Ponorogo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas wilayah kurang lebih  1.306 km2. Tidak heran jika masih terdapat beberapa wilayah yang jauh dari hiruk pikuk kota. Salah satunya dusun Jurang Sempu yang berada di sebelah barat daya kota Ponorogo yang selayaknya menjadi sorotan.
Perjalanan dapat ditempuh dari pusat kota Ponorogo sekitar satu jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Meskipun jalan sulit ditempuh, namun aktivitas yang dilakukan masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya. Seperti perekonomian, pendidikan, keagamaan, bahkan dalam segi kesehatan. Meskipun terletak di lereng gunung Gajah, hal ini tidak menjadi kendala untuk tetap mendapatkan layanan dari dinas kesehatan setempat. Lantas layanan kesehatan apa sajakah yang menjadi hak masyarakat?
Kondisi kesehatan masyarakat bisa dikatakan baik. Terbukti dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Masyarakat mengkonsumsi bahan-bahan yang berasal dari alam. Selain itu letak geografis perbukitan menjadikan masyarakat  lebih kuat fisiknya karena sering naik turun gunung untuk aktivitas ke ladang atau mencari rumput untuk ternak. Sakit yang diderita masyarakat adalah penyakit ringan, seperti flu, batuk, sakit gigi, dan pusing. Beberapa penyakit kronis yang pernah terjadi adalah hernia, usus buntu, dan rheumatik.
Untuk  mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai pemerintah mempunyai program berupa KIS (Kartu Indonesia Sehat), JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Sebagian besar masyarakat Jurang Sempu mendapatkan bantuan tersebut untuk meringankan biaya berobat. Lalu apa saja lembaga kesehatan yang disiapkan untuk masyarakat Jurang Sempu? Kapan lembaga kesehatan di Kecamatan Badegan terutama di Desa Dayakan tersebut mulai beroperasi?
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan layanan kesehatan yang beroprasi 24 jam dalam wilayah kecamatan Badegan. Sedangkan Ponkesdes (Poli Kesehatan Desa) berada di lingkup Desa Dayakan. Serta dalam lingkup dusun terdapat Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Posbindu (Pos pembinaan Terpadu). Lembaga kesehatan Posyandu yang bertempat di Desa Dayakan ini dibangun pada tahun 1986.Sedangkan Posyandu didusun Jurang Sempu ada sejak tahun 2000.
Kegiatan Posyandu dilakukan dua kali dalamsatu bulan. Untuk pemeriksaan balita dilakukan setiap tanggal 06, sementara pelayanan kesehatan bagi lansia dan ibu hamil diadakan setiap tanggal 18.Tidak hanya itu, pelayanan yang diberikan adalah penyuluhan kesehatan, yang didatangkan langsung dari petugas puskesmas dari Badegan. Penyuluhan diadakan untuk mensosialisasikan pola hidup sehat, rumah sehat, dan sosialisasi penyakit yang sedang diderita oleh masyarakat.
Selanjutnya pemerataan dan peningkatan layanan kesehatan di dusun Jurang Sempu,  dibangun di dua tempat. Posyandu berada di RT 03, sedangkan Posbindu terletak di RT 03 dan RT 05. Pelayanan kesehatan RT 03menaungi RT06, 03, 02, 01. Sementara itu RT 05 bergabung dengan RT 04. Berdasarkan keterangan bidan setempat, jumlah kehadiran di Posyandu bisa dikatakan cukup banyak yakni 75%.Kehadiran timbangan 75%, itupun juga karena orang tua, karena mereka kerja dan sebagainya. Jadi sekarang kita cakupannya 75%,” jelas Lina selaku Bidandi Ponkesdes.
Sedangkan prosentase kehadiran program Posbindu hanya sekitar 30% dari empat RT yakni RT 06,03,02,01. Data tersebut menunjukan warga lansia yang memeriksakan kesehatan setiap bulannya masih tergolong rendah. Seperti yang dijelaskan oleh Lina,RT 05 dan 04 kurang lebih 40 orang, sementara RT 06,03,02,01 yang datang hanya yang memiliki keluhan, 30 sampai 35 saja.
Tenaga medis seperti bidan yang menangani masalah kesehatan juga mempunyai mitra kesehatan di dusun-dusun Dayakan. Mitra-mitra tersebut turut membantu mengkoordinir warga dalam pemeriksaan perbulannya. Meskipun akses yang dilalui tergolong susah dan terjal, hal tersebut tidak membuat patah semangat tenaga medis dalam memberikan pelayanan. Salah satunya adalah Siti Nur Astuti salah satu mitra kesehatan di Dusun Jurang Sempu. “Saya membantu mendata maupun mengawasi ibu hamil, mengingatkan masyarakat untuk mengikuti penyuluhan, juga membantu menimbang balita. Saya sudah 15 tahun menjadi kader kesehatan, senang bisa membantu,jelas Siti Nur Astuti.
Antusias masyarakat terhadap kesadaran akan kebersihan tergolong baik. Hal ini diceritakan oleh bidan Tanjung bahwa sebelumnya kamar mandi masih belum  dibangun.  Mereka masih membuang kotoran di sembarang tempat. Tetapi sekarang sudah dibangun fasilitas yang lebih memadai seperti halnya kamar mandi dan WC.Sudah lumayan bagus, kualitas kesehatan sudah lebih baik dari dulu, ungkap Bidan Tanjung.
Akan tetapi pelayanan kesehatan belum mendapat respon maksimal dari masyarakat. Masyarakat masih bersikap statis terhadap pelayanan kesehatan yang disiapkan. Fakta menyebutkan pernyataan dari Suyadi, salah satu warga Jurang  Sempu menderita sakit katara. Ia mengungkapkan kenyataan bahwa masyarakat kurang rutin dalam memeriksakan kesehatannya. “Saya jarang sekali cek kesehatan, kalau ada bidan yang kesini saya memilih menghindarinya,” ungkap Suyadi (72 tahun).
Hal serupa  juga  dialami  oleh Suginah yang menderita patah tulang disebabkan karena  terjatuh. Dulu sering ke kantor Desa untuk pengecekan, tapi sekarang sudah males,” katanya. Faktor tidak konsistennya dalam mendatangi layanan kesehatan adalah karena kesibukan dengan pekerjaan masing-masing, jarak yang ditempuh cukup jauh, dan keyakinan dari warga bahwa dirinya merasa sehat. Selain itu sikap masyarakat yang tidak ingin merepotkan orang lain. Disisi lain meskipun warga bersikap demikian, pihak bidan sudah berusaha untuk menanganinya. “Pertama kita memberi peringatan minimal tiga kali, kalau lebih dari tiga kali kita datangi rumahnya. Sebenarnya sudah ada peningkatan dari sebelumnya, tetapi juga sulit karena mereka juga kerja,” jelas Lina.
Berbeda dengan cerita ketua RT 06 dusun Jurang Sempu, Bejan, ia pernah menderita penyakit hernia dan usus buntu. Salah satu faktor penyebabnya adalah ia kurang mengecek kesehatannya. “Saya jarang cek kesehatan, ya karna keadaan sebelumnya tidak sakit,” tuturnya.
            Kebiasaan kurang peduli terhadap kesehatan akan berdampak serius pada kondisi kesehatan masyarakat.  Kesadaran  akan kesehatan  merupakan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat.  Hal yang terpenting adalah menanamkan sikap peduli terhadap diri   sendiri akan kesadaran hidup yang sehat dan tidak membiarkan penyakit datang menyerang. (Aziza, Ririn, Zona, Fida, Irvan.crew/Depth/kesehatan/PJTD)



No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.