Iklan Layanan

Cuplikan

DALAM CERMIN Puisi Oleh Yulia Aswaty

DALAM CERMIN
Oleh: Yulia Aswaty


Pulang nimbrung dengan kawanku
Aku masuk kamar dan kukunci pintu
Mendogma diriku menciptakan puisi baru
Di pojok situ
Setumpuk buku fiksi menatapku
Buku biografi politisi seolah mengumpat dari pandangku

Ah aku harus menulis puisi tentang pemilu?
Tapi aku buntu!
Di retina mataku hanya ada kekasih yang tak ikut memilih
Juga ada bapakku yang hanya ikut mengawasi
Serta ada ibu yang mengaduk kopi sambil mengingat jumlah tinta yang dibeli
Kutumpahkan sebotol sore tadi
Tak sepekat ludah orang-orang kelaparan
Tak secair air mata orang-orang kesakitan
Dan tak sewarna dengan luka anak muda yang jadi penyair tiba-tiba karna putus cinta

Dalam cermin kulihat
Para tunarungu menyimak janji dengan khusyuk
Para tunanetra bisa menghadap lurus orang berkampanye
Para tunawicara pulang dengan amplop seratus ribu
Mereka yang cacat tubuh, tak punya tangan, tak punya kaki, mata putih, dan telinga tuli
Mengantri untuk memilih

Tapi dalam cermin adalah maya

Meski mereka begitu nyata

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.