Iklan Layanan

Cuplikan

Geliat UMKM Dusun Sodong Perlu Perhatian



Geliat UMKM Dusun Sodong Perlu Perhatian
 Oleh : Farida



Melihat dari banyaknya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dibanding unit industri berskala besar menempatkan UMKM menjadi tulang punggung berkembangnya perekonomian Indonesia. Menurut data Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada 2016 berkisar 60 juta pengusaha bergelut dalam usaha ini. Dari hal tersebut, UMKM telah berevolusi sebagai penyumbang pendapatan bruto terbesar bagi negara dan penyerap tenaga kerja utama. Cakupan usaha UMKM  yang luas mencakup diantaranya perdagangan, pertanian, industri, pertambangan dan jasa menjadi salah satu faktor berkembang luasnya usaha ini.
Model usaha mikro dan menengah juga berhasil menempatkan dirinya sebagai usaha yang bersifat antikrisis. Sebagai contohnya, usaha ini berhasil bertahan dalam krisis pada era Soeharto tahun 1998. Pada tahun-tahun ini, sebagian industri besar telah mengalami pailit karena hilangnya sumber permodalan. Hal ini disebabkan oleh bangkrutnya dunia perbankan akibat kredit yang macet bahkan tidak bertumbuh.  Disinilah usaha mikro lebih berjaya. Usaha mikro cenderung lebih tangguh, luwes, dan fleksibel karena seluruh usaha, produksi dan permodalannya bersifat mandiri.
UMKM menjadi usaha yang paling memungkinkan berperan sebagai pemicu peningkatan perekonomian bangsa. Mengingat bahwa suatu bangsa disusun dari lini-lini kecil bagian dari tubuhnya dan dari setiap lini kecil –desa– pasti memiliki suatu potensi yang dapat diberdayakan. Potensi-potensi inilah yang dapat diubah menjadi komoditi unggulan demi memajukan kehidupan perekonomian masyarakatnya.
Dilansir dari kompas.com, sepanjang tahun 2017 ini pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar 1.5 triliun untuk usaha mikro kecil. Dana ini meningkat setelah tahun sebelumnya pemerintah hanya mengeluarkan 1.05 triliun untuk kegiatan usaha mikro kecil ini. Dana-dana ini disalurkan melalui Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) dan Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM). Dana sebesar itu baru membidik kurang dari satu persen usaha mikro kecil baik usaha yang bersifat koperasi maupun non-koperasi. Dari semua dana tersebut harusnya dapat digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan potensi-potensi yang ada dalam suatu desa.
Dusun Sodong, Desa Gelang Kulon Kecamatan Sampung Ponorogo merupakan satu dusun yang terkenal dengan kerukunan umat beragamanya. Dusun ini merupakan daerah yang memiliki potensi usaha mikro kecil dengan prospek perkembangan yang cukup bagus. Dalam 20 tahun terakhir lebih dari 15 % keluarga dari dusun tersebut telah berinisiatif mengembangkan UMKM dengan tujuan menjadikannya sebagai salah satu roda penggerak ekonomi.
Produk-produk yang dihasilkan berupa emping garut, kerupuk sermier, dan rengginang ketela. Produk-produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu ikon atau ciri khas dan keunikan Dusun Sodong. Seperti halnya kota Surabaya yang terkenal dengan lontong balapnya atau contoh yang dekat dengan kita dari desa Jabung kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo yang terkenal dengan dawet Jabungnya. Produk ini dapat menjadi brand yang khas selain potensi pluralitasyang luar biasa.
Namun dalam suatu pelaksanaan usaha pasti muncul suatu kendala dan masalah. Para pelaku usaha mikro di dusun ini mengaku bahwa kendala utama yang menghambat perkembangan usaha camilan tersebut adalah kurangnya bahan yang dapat diproduksi. Tanaman ketela dan garut sebagai bahan utamanya mengalami gagal panen akibat hama tikus. Selain itu, bahan baku produksi harus fresh, sehingga pengiriman bahan dari luar daerah belum dapat dilakukan. Bahan-bahan dari luar akan layu sebab hingga saat ini belum ditemukan solusi tempat penyimpanan yang tepat. Cuaca yang tidak menentu menyebabkan turunnya kualitas hasil produksi, yang secara otomatis menurunkan harga jual.
            Dari semua potensi yang dimiliki dusun Sodong, diharapkan adanya perhatian dari pemerintah khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bukan hanya perhatian dalam bentuk pelatihan pembuatan produk yang potensial untuk dipasarkan, melainkan sebuah usaha untuk mengembangkan manajemen pemasaran dan manajemen organisasi. Sungguh sangat disayangkan, mengingat usaha ini telah diakui sebagai usaha yang mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah, berbagai kendala seperti di atas harusnya dapat diselesaikan dan mendapat perhatian yang semestinya. Mengingat dalam lima tahun terakhir sumbangan sektor UMKM terhadap pendapatan bruto negara  terus meningkat dari 57,84 % menjadi 60,34 % dengan harapan akan terus ada peningkatan. Hal inilah yang menjadikan UMKM sebagai fondasi perkembangan ekonomi Indonesia yang besar, dan menjadikannya sebagai salah satu alternatif penyelamat perekonomian bangsa pada masa-masa sulit –krisis-.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.