Pendistribusian Barang Bawaan PBAK, Minim Kejelasan dan Transparansi
lpmalmillah.com - Pengenalan Budaya
Akademik Kampus (PBAK) telah berakhir lebih dari satu bulan yang lalu. Seperti
biasa, momen PBAK adalah tempat bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dalam
tentang dunia kampus. Namun di balik itu semua, ramai cuitan di antara para
mahasiswa baru tentang barang bawaan saat PBAK. Barang bawaan itu digadang-gadang
dibagikan sebagai bantuan sosial, tetapi tidak ada kejelasan dan transparansi
dari panitia.
Pada PBAK tahun ini, setiap
mahasiswa baru diwajibkan membawa dua gelas beras, lima buah jahe merah, lima siung
bawang merah, dan lima siung bawang putih. Instruksi itu disampaikan sejak awal
rangkaian PBAK dan dikatakan akan dibagikan sebagai bansos. Ribuan mahasiswa
baru pun patuh, membawa barang-barang sesuai ketentuan. Namun setelah lebih
dari sebulan, publik kampus belum mendapatkan kejelasan ke mana barang-barang
tersebut disalurkan.
Jika pada PBAK sebelumnya
pembagian bansos dilakukan secara transparan dengan adanya perwakilan dari
mahasiswa baru, tetapi untuk tahun ini tidak demikian. “Tidak ada penyerahan
langsung kepada masyarakat atau pihak lain. Barang itu hanya diserahkan kepada
panitia yang bertugas di pintu lapangan,” ungkap Alvian, salah satu mahasiswa
baru.
Keresahan yang sama juga
disampaikan mahasiswa lain yang menuntut adanya transparansi ke publik. “Kalau
memang sudah disalurkan, tunjukkan saja dokumentasi foto atau laporan singkat
pun cukup. Ini tidak ada sama sekali. Kami seolah hanya diminta setor barang
tanpa tahu ujungnya,” kata Bagus, mahasiswa baru Fakultas Syariah.
Sementara itu, Iqbal selaku
Ketua Dema menyatakan bahwa beberapa barang sudah disalurkan di sekitar kampus,
tetapi belum seluruhnya. “Beberapa barang sudah disebarkan di sekitar
kampus, tetapi masih ada sisa barang yang belum tersalurkan,” katanya.
Sedangkan dari Arrizal,
Ketua Pelaksana PBAK, tidak tahu-menahu kapan tepatnya pembagian sisa barang
tersebut. Dari pernyataannya, ia sedang magang di luar kota sehingga tidak
dapat membersamai pendistribusian “Kalau tanggal pastinya saya lupa,
tapi ketika akhir PBAK kemarin sudah ada pendistribusian untuk kloter pertama, untuk
jahe, bawang merah, dan bawang putih,” ujarnya.
Kemudian terkait sisa
barang yang belum dibagikan, Arrizal mengatakan bahwa ada pihak yang berminat mengambil sisa barang
tersebut, tetapi tidak ada kepastian. “Karena tidak jelas, akhirnya sebagian
kami salurkan ke LKS Tunanetra Aisyiyah Ponorogo,” ucapnya.
Dalam struk tanda terima
barang oleh LKS Tunanetra Aisyiyah Ponorogo, tertera bahwa bansos tersebut baru
diserahkan pada tanggal 1 Oktober 2025. Barang yang diserahkan berupa beras,
jahe, bawang merah, dan bawang putih.
Selain itu terkait tidak
adanya transparansi, Arrizal juga mengakui bahwa penyampaian informasi dan transparansi
pendistribusian barang masih belum dipublikasikan. “Teman-teman Kominfo
internal Dema Universitas ternyata juga belum bisa untuk memproses hal tersebut
terutama untuk penyampaian berita,” ungkapnya.
Menilik tahun sebelumnya, kegiatan simbolik
seperti ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa baru terkait nilai
sosial dan empati. Sayangnya, pada tahun ini kegiatan tersebut masih perlu
melakukan evaluasi, terutama terkait transparansi. Mekanisme penyaluran yang
kurang jelas dan minimnya dokumentasi membuat para mahasiswa mempertanyakan kejelasan
dan kelanjutan dari kegiatan tersebut.
Penulis: Ovan, Fuad
Editor: Rena
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.