Iklan Layanan

Cuplikan

Seminar Nasional bersama Menteri Agama, IAIN Ponorogo Bahas Moderasi Beragama

 

(Foto: Lia)

lpmalmillah.com - Sabtu (18/6/2022), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo menyelenggarakan Seminar Nasional Moderasi Beragama dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Kehidupan Beragama yang Moderat” dengan Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, sebagai pembicara. Acara yang digelar di Gedung Graha Watoe Dhakon pada pukul 10.10 WIB tersebut dihadiri sekitar 350 undangan yang meliputi dosen dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Evi Muafiah selaku Rektor IAIN Ponorogo menyampaikan ucapan selamat datang kepada Menteri Agama RI. “Kami ucapkan selamat datang di bumi santri kepada Gus Menteri. Kami sebut begitu [bumi santri] karena input mahasiswa IAIN Ponorogo sendiri yang 55,5% berasal dari pondok pesantren,” ungkap Evi kepada Menteri Agama dengan menggambarkan latar belakang mayoritas mahasiswa di kampus IAIN Ponorogo.

Moderasi beragama adalah salah satu tujuan yang perlu diperhatikan untuk setiap lembaga perguruan tinggi karena dewasa ini keberadaan perguruan tinggi merupakan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. “Perguruan tinggi agama harus bisa menjadi solusi masyarakat. Saya berpikir, apa sih yang menjadi permasalahan di masyarakat  saat ini? Pertama adalah klaim keagamaan, konsensus kebangsaan, dan akulturasi kebudayaan. Saya rasa dengan sambutan reyog di depan gedung tadi, IAIN Ponorogo tidak perlu khawatir tentang akulturasi budaya,” ungkap Menteri Agama RI tersebut.

Untuk menunjang peran perguruan tinggi agama dalam masyarakat, Evi pun menyampaikan bahwa IAIN Ponorogo tengah mengupayakan alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) demi meningkatkan mutu instansi dan memaksimalkan perannya dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan penuturannya saat memberikan sambutan. “Kami pun masih mengusahakan agar IAIN Ponorogo bisa segera beralih status dari IAIN menuju UIN yang dikoordinasi oleh Bapak Wakil Rektor I dan Bapak Direktur Pascasarjana,” tutur Rektor IAIN Ponorogo tersebut.

Meskipun di IAIN Ponorogo sendiri telah ada kelompok kerja Rumah Moderasi Beragama (RMB), pelaksanaan seminar bertema moderasi beragama yang menghadirkan Menteri Agama RI ini tidak turut diinisiasi oleh RMB. Basuki selaku Ketua RMB mengungkapkan bahwa seminar hari ini bukan termasuk agenda RMB, murni inisiatif dari pihak rektorat. “Jadi acara ini memang murni dari pihak rektorat. Kami [pihak RMB] hanya sebagai mitra,” jelas Basuki.

Adanya acara seminar nasional ini mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat kampus. Salah satu tanggapan muncul dari Ajeng Pipit Fitriani, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Ia setuju dengan penjelasan Menteri Agama tentang peran PTKIN yang harusnya mendukung melanjutkan periwayatan ilmu yang telah didapatkan mayoritas mahasiswa dari pesantren. “Seperti yang disebutkan Bu Rektor tadi, bahwa 55,5% mahasiswa IAIN Ponorogo berasal dari Pesantren, santri. Jadi dengan di perguruan tinggi, bisa mendukung mereka melanjutkan perowian dari pesantren mereka dahulu,” ungkapnya.

Aldila Mayang Putri Rahayu selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I) pun mengungkapkan rasa syukur atas diadakannya seminar ini. Terlebih tema seminar yang diambil berkesinambungan dengan tema yang akan dipakai untuk persiapan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) mendatang. “Saya mengapresiasi [dengan baik] kegiatan ini dan bersyukur dalam keterlibatan di dalamnya. Itu selaras dengan halnya persiapan di ranah PBAK. Di mana tema yang akan kita angkat nantinya juga terkait moderasi juga,” terang Aldila.

 

Reporter: Cantrisah, Lia

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.