Iklan Layanan

Cuplikan

Tidak Ada Toleransi, Maba Absen Tidak Dapatkan Sertifikat

  lpmalmillah.com - Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo tahun 2021 masih menggunakan konsep yang sama dengan tahun kemarin, yaitu secara luring dan daring. Pada metode luring, pelaksanaan PBAK dilakukan secara tatap muka dan hanya diikuti oleh peserta Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berdomisili di Ponorogo. Sedangkan metode daring dilaksanakan menggunakan media YouTube dan Zoom yang diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Namun, teknik presensi bagi mahasiswa baru dilakukan berbeda dengan tahun kemarin, yaitu secara online menggunakan website.

Pada pembekalan PBAK 2021 yang diadakan tanggal 11 Agustus 2021, Khoirul Anam mengungkapkan bahwa presensi institut akan dilaksanakan dengan empat sesi, dimana empat sesi pada hari pertama dan dua sesi hari terakhir. “Momentum presensinya yaitu nanti hari pertama itu akan ada empat presensi. Selanjutnya di penutupan nanti akan ada dua presensi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khoirul menjelaskan bahwa teknis presensi tersebut akan dilakukan dengan mengunggah screenshot komentar YouTube dengan format ‘nama_NIM_jurusan_kelas’ pada link yang sudah disediakan. “Silahkan nanti seluruh Mahasura Watoe Dhakon untuk mengikuti materi, kemudian screenshot komentar dengan format nama_NIM_jurusan_kelas. Lalu, dikirimkan ke form presensi yang akan diberikan pendamping grup sebagai salah satu bukti presensi di PBAK IAIN Ponorogo pada tahun ini,” tuturnya.

Senada dengan Khoirul, Abdillah Mu’izz selaku Ketua DEMA-I menjelaskan bahwa presensi institut dilakukan dengan menggunakan website PBAK 2021 yang akan ditranformasikan pada google form. “Jadi fokus presensi di website. Cuma, pada akhirnya nanti akan ditransformasikan ke google form,” jelasnya.

Teknik yang sama juga dilakukan oleh Fakultas Syariah (FASYA), Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Menurut Aldila Mayang, Ketua DEMA FASYA, presensi dilakukan dengan mengunggah screenshot bukti kegiatan dengan format yang disamakan dengan institut melalui website. “Jadi presensi ada tahapannya, pertama komen YouTube terus setelah itu di screenshot. Kemudian diupload pada fitur website yang disediakan institut. Nah, website itu memuat empat fakultas, nanti maba bisa memilih presensi yang FASYA,” ujarnya.

Pada FUAD, teknik presensi dilaksanakan sama dengan FASYA. Afif Faturrohman selaku Pendamping Grup (PG) FUAD menjelaskan bahwa mahasiswa baru melakukan presensi melalui website yang disediakan institut. “Kan nanti ada link yang langsung terhubung dengan website PBAK. Nah, mahasiswa itu akan presensi lewat situ,” jelasnya.

Selain Afif, Agustin Rahmatika selaku wakil koordinator PBAK FUAD menerangkan bahwa mahasiswa harus mengunggah screenshoot Zoom dan YouTube dengan format yang sama dengan institut sebagai bukti kehadiran. “Nanti itu mahasiswa mengunggah screenshoot wajah di Zoom dan komen di YouTube ke google form yang disediakan di website,” ujarnya.

Selain FUAD, FEBI juga menggunakan website yang disediakan institut. Menurut Farid Ahmada, Ketua DEMA FEBI, teknik presensi disamakan dengan konsep institut. Mahasiswa harus mengunggah bukti kehadiran di Zoom dan YouTube pada website PBAK 2021. “Kalau konsep presensi sama dengan yang diadakan institut. Ya meng-screenshot bukti kehadiran di Zoom dan YouTube ke google form yang ada di website,” ungkapnya.

Berbeda dengan FASYA, FUAD, dan FEBI, teknik presensi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK). Menurut Andhika Nur Akbar selaku Ketua DEMA FATIK, presensi akan dilaksanakan dengan hanya menunjukkan screenshot komentar YouTube atau bukti kehadiran kepada Pendamping Group (PG) tanpa harus mengunggah melalui website. Bukti kehadiran ini nantinya akan disimpan di hard disk oleh panitia. “Kalau FATIK sendiri pakai hard disk. Jadi nanti mahasiswa baru men-screenshot komen kehadiran di YouTube dan mengirim ke PG saja,” jelasnya.

Disamping itu, Mu’izz menjelaskan bahwa presensi merupakan bukti kehadiran mahasiswa yang akan digunakan menjadi salah satu syarat pengambilan sertifikat PBAK. Sertifikat sendiri akan digunakan untuk pengambilan jas serta menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Mahasiswa baru yang absen (tidak hadir.red) jelas tidak akan mendapat sertifikat PBAK. Padahal sertifikat itu nanti digunakan untuk pengambilan jas dan SKPI,” jelasnya.

Selain itu, Mu’izz juga menjelaskan bahwa pihak institut sudah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melapor terkait kendala yang mungkin terjadi di awal sebelum PBAK. Oleh karena itu, mahasiswa yang tidak bisa presensi saat kegiatan PBAK institut berlangsung akan dianggap tidak hadir, meskipun ada mahasiswa yang sedang mengalami kendala. “Kalau ada mahasiswa yang tidak presensi karena alasan kendala atau apapun, ya sudah tidak dianggap ikut,” ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan FUAD dan FASYA bahwa mahasiswa yang tidak presensi akan diberi konsekuensi. Menurut Afif, mahasiswa FUAD yang tidak bisa melakukan presensi dalam jangka waktu yang disediakan karena kendala sinyal ataupun lainnya tidak akan mendapatkan sertifikat PBAK. “Mahasiswa yang tidak bisa mengakses link google form karena kendala apapun akan menerima konsekuensi. Ya tidak menerima sertifikat,” ujarnya. 

Berbeda dengan institut, menurut Farid mahasiswa yang mengalami kendala presensi dan melapor pada PG akan diberi kelongaran waktu. Farid juga mengatakan bahwa setiap kegiatan presensi nanti akan dihimbau PG untuk mencari sinyal. “Nanti kalau ada kendala presensi bisa lapor ke PG masing-masing dan akan diberikan toleransi waktu sesuai dengan pertimbangan masalahnya. Nanti akan ada himbauan untuk mencari sinyal terlebih dahulu,” jelasnya.

Serupa dengan FEBI, FATIK sendiri akan memberikan toleransi ketika ada mahasiswa yang tidak bisa presensi karena kendala. Andhika menjelaskan bahwa ada mahasiswa yang masih kosong presensi karena alasan apapun belum bisa mendapatkan sertifikat atau ditahan. Namun, akan ada tugas tambahan agar sertifikat bisa diberikan. “Konsekuensi yang tidak presensi satu kegiatan, dari sertifikatnya sendiri tidak akan diberikan. Nanti akan ada tugas tambahan yang diberikan sebagai ganti presensi supaya sertifikatnya bisa diberikan,” jelasnya.

Penerapan teknik presensi ini mendapat beberapa tanggapan dari mahasiswa baru. Febri Diana, mahasiswa baru jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), mengungkapkan bahwa teknik itu sedikit rumit. Hal itu dikarenakan mahasiswa seperti melakukan presensi ganda “Menurut saya itu agak rumit. Soalnya presensinya seperti dua kali. Lebih enakan satu saja. Kalau sudah di YouTube nggak usah di google form,” jelasnya.

Berbeda dengan Febri, Anisa selaku mahasiswa baru jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), mengatakan bahwa teknik presensi yang dilakukan institut itu efektif. “Menurut saya lebih efektif dengan cara screenshot seperti itu jadi mahasiswa akan mengikuti materi dari awal hingga akhir,” ujarnya.

Disamping itu, Anisa berharap agar setiap sesi presensi PG dapat terus mengingatkan. Sebab, banyaknya presensi yang bisa membuat mahasiswa baru lupa. “Tapi karena presensinya banyak jadi saya harap PG lebih sering mengingatkan mahasiswa baru untuk mengisi presensi,” tambahnya.


Reporter: Alya, Wandia, Fariq, Dela, Zaki
Penulis: Wandia, Dela

3 comments:

  1. Disamping itu, Mu’izz menjelaskan bahwa presensi merupakan bukti kehadiran mahasiswa yang akan digunakan menjadi salah satu syarat pengambilan sertifikat PBAK. Sertifikat sendiri akan digunakan untuk pengambilan jas serta menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “Mahasiswa baru yang absen jelas tidak akan mendapat sertifikat PBAK. Padahal sertifikat itu nanti digunakan untuk pengambilan jas dan SKPI,” jelasnya.

    ini yang absen tidak dapat sertifikak, begitu ya? semoga ada pembenahan

    ReplyDelete
  2. Sebelumnya, perlu kami sampaikan pada teman-teman bahwa absensi berarti ketidakhadiran, sementara presensi berarti kehadiran. Jadi, statement tersebut maksudnya konsekuensi bagi teman-teman yang absen (tidak hadir) adalah tidak mendapatkan sertifikat.

    ReplyDelete

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.