Iklan Layanan

Cuplikan

Molor, Pembukaan Sidang Paripurna I Dinilai Kurang Persiapan

(Foto: Lutfi)

lpmalmillah.com - Kamis (01/07/2021), Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I) melaksanakan pembukaan Sidang Paripurna I di Gedung Indrakila. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut, SEMA dan DEMA Fakultas, serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)/Unit Kegiatan Khusus (UKK) yang ada di IAIN Ponorogo.  Acara dimulai pada pukul 09:38 WIB, molor satu jam dari yang dijadwalkan. Acara hari ini merupakan pembuka dari Sidang Paripurna I yang akan dilanjutkan dengan sosialisasi Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi (PPTA) dan penggalian aspirasi ORMAWA pada Jum’at (02/07/2021). 

Pembukaan Sidang Paripurna I ini dinilai lebih awal pelaksanaannya dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, Ramadhan Nur Mutaqin selaku Ketua SEMA-I merasa pelaksanaannya tidak cepat. “Tidak cepat, soalnya nanti Sidang Paripurna itu ada Sidang Paripurna I tahap satu, Sidang Paripurna I tahap dua, dan seterusnya. Jadi regulasinya sama dengan tahun sebelumnya,” terang Ramadhan.

Pembukaan Sidang Paripurna I SEMA-I berjalan dengan lancar, meskipun peserta Sidang Paripurna belum hadir semuanya. “Untuk antusias hari ini, dari fakultas sudah ada semuanya. Tapi, dari UKM banyak yang belum datang,” ungkap Ramadhan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Abdillah Mu’izz, Ketua DEMA-I. Ia mengungkapkan bahwa pembukaan berjalan lancar dan semua ORMAWA sudah dilibatkan. “Dari segi acara sudah lancar. Kalau dilihat antusiasme dari peserta sudah lumayan karena juga sudah dilibatkan semuanya, dari teman-teman UKM, UKK, dan perwakilan fakultas juga sudah mewakili. Kita juga tahu kalau sekarang pandemi Covid dan PPKM,” terang Mu’izz. 

Sayangnya, acara pembukaan Sidang Paripurna ini mendapatkan tanggapan yang berbeda dari peserta sidang. Amirul Mukhlis A, perwakilan SEMA Fakultas Syari’ah, menyampaikan bahwa pembukaan Sidang Paripurna I ini kurang persiapan dan molor. “Persiapannya kurang mengenai komunikasi SEMA dengan Warek III. Katanya panitia kan ada sambutan dari Warek III, tapi kok pas hari H belum dapat ter-fix-kan. Tadi kan acaranya juga molor,” kata Amirul.

Seperti halnya Amirul, Ika selaku perwakilan dari UKM Mapala Pasca juga mengungkapkan kekecewaannya terkait molornya acara yang diadakan oleh SEMA-I. “Gak nyangka gitu lo, ini kan yang mengadakan SEMA, SEMA-I lagi, tingkat tertinggi dari mahasiswa, telat sampai satu jam. Sebenarnya yang membuat kecewa itu, mereka tonggak tertinggi dari kita, kalangan aktivis, kok kegiatannya bisa sampai kaya gini,” ungkap Ika.

Ika juga menyayangkan tidak adanya informasi pada peserta saat terjadi kemoloran acara. “Nggak ada informasi sama audiens. Dan saat mau dimulai, mereka baru menginformasikan kalau menunggu Pak Aksin,” terang Ika. 

Menanggapi hal tersebut, Ramadhan menyatakan bahwa pihak SEMA-I sudah berkomunikasi dengan Aksin selaku Wakil Rektor III, akan tetapi ia mengalami kendala di rumah sehingga tidak bisa hadir. “Kita komunikasi terus dengan Pak Aksin. Cuma secara tiba-tiba, beliau mengabari kalau tidak bisa hadir karena ada kendala di rumah,” ungkap Ramadhan.

Dari pembukaan Sidang Paripurna I, Mu’izz berharap Sidang Paripurna I ini bisa menghasilkan program kerja yang berdampak dan dapat terlaksana secara maksimal. “Diharapkan setelah ini, program kerja yang disahkan bisa bedampak, bisa terlaksana dengan maksimal,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga berharap SEMA bisa memunculkan produk hukum baru yang menjadi kebutuhan mahasiswa IAIN Ponorogo. “Di wilayah produk hukum, semoga ada produk hukum baru yang dimunculkan dari SEMA yang memang itu menjadi kebutuhan dari mahasiswa IAIN,” harap Mu’izz.

Sementara itu, Ramadhan mengungkapkan keinginannya agar SEMA dan seluruh ORMAWA di kampus dapat bersinergi dan menjalin komunikasi. “Hari ini dari UKM dan ORMAWA di tingkat fakultas, belum ada sinergitas. Jadi, nanti bagaimana kita bisa menjalin komunikasi yang baik agar bisa saling dukung dan menguatkan,” ungkap Ketua SEMA-I tersebut.

Reporter: Lutfi dan Itsna


No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.