Iklan Layanan

Cuplikan

Menjelang Pemilihan Rektor, Kampusku Adem Ayem (Saja)

 

Sumber Gambar : iainponorogo.ac.id

Opini oleh : Hanifaizul/Crew

    Dalam setiap pemilihan pemimpin baru, senantiasa dilaksanakan dengan penuh semangat demokrasi. Semangat dengan penuh harap  terwujudnya suatu tatanan ke arah yang lebih baik tidak malah sebaliknya. Namun di dalam kampus, yang sering dikatakan sebagai miniatur negara, dalam menyongsong pemimpin baru (Rektor. Red) para mahasiswa terlihat pasif dan adem ayem. Hmm kok gitu....?

    Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Rektor adalah organ Institut yang memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan tinggi pada Institut. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2015 Pasal 9 menyebutkan bahwa masa jabatan rektor adalah empat tahun dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut. Pada tahun ini, masa jabatan rektor IAIN Ponorogo akan berakhir yang selanjutnya akan digantikan oleh rektor baru. Lalu kapankah pemilihan calon rektor dilakukan?

    Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 68 Tahun 2015 Pasal 5 menyebutkan bahwa penjaringan calon rektor dilakukan empat bulan sebelum masa jabatan berakhir. Artinya, saat ini sudah berlangsung penjaringan calon rektor periode selanjutnya.

    Diakses pada laman https://iainponorogo.ac.id/2020/10/13/penyerahan-berkas-penjaringan-bakal-calon-rektor-iain-ponorogo-periode-2021-2025-kepada-rektor/ terdapat enam calon rektor terdaftar, namun hanya lima calon rektor yang dinyatakan lolos seleksi administrasi oleh panitia penjaringan. Kelima nama tersebut adalah Agus Purnomo (Warek II), Aksin Wijaya (Direktur Pascasarjana), Evi Muafiah (Ketua LPPM), Luthfi Hadi Aminudin (Dekan FEBI), dan Moh. Munir (Dekan FASYA).

    Selanjutnya, berkas administrasi (formulir pendaftaran, surat pernyataan kesediaan, rekomendasi pimpinan, daftar riwayat hidup, dan lain-lain) para calon tersebut diserahkan kepada senat institut untuk dipertimbangkan secara kualitatif melalui rapat tertutup. Hasil dari rapat tersebut disampaikan kepada Menteri Agama melalui rektor.

    Kemudian Menteri membentuk komisi seleksi melalui keputusannya. Komisi seleksi menyerahkan paling banyak 3 calon rektor kepada menteri. Artinya, dari kelima calon yang lolos seleksi administrasi, selanjutnya akan dikerucutkan lagi menjadi 3 calon.

    Melalui serangkain proses tersebut, jelas mahasiswa tidak sedikit pun dilibatkan dalam pemilihan rektor. Karena dalam prosesnya dilakukan oleh para pejabat kampus dan menteri, serta di dalam pertimbangannya pun dilakukan melalui rapat tertutup senat institut. Tetapi, pentingkah mahasiswa mengetahui tentang adanya pemilihan rektor baru?

    Menurut Genta Firman, selaku ketua SEMA Institut, penting untuk mahasiswa tahu bahwa adanya pemilihan rektor baru dan sebagai check and balance serta berkaitan dengan kemajuan mahasiswa IAIN Ponorogo. “Sosok pemimpin itu harus tahu dan diketahui oleh yang dipimpin. Maka siapa pun calon rektornya, mahasiswa juga harus tahu, untuk menjaga check and balance, juga agar bisa menilai track record-nya. Perlu digarisbawahi adalah meskipun mahasiswa tidak include langsung, itu juga berkaitan secara tidak langsung dengan kemajuan mahasiswa-mahasiswi IAIN Ponorogo,” jelasnya.

    Keterbukaan informasi tentu sangat dibutuhkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemilihan pemimpin dihasilkan dari proses politik. Meskipun mahasiswa tidak dilibatkan, tentu mahasiswa harus terus mangawal pemilihan calon rektor baru tersebut. Lebih lanjut, hal tersebut tentunya akan menghasilkan sebuah keselarasan antara pemimpin dan yang dipimpin serta bisa mengeluarkan produk-produk baru yang bermanfaat untuk masyarakat luas.

    Tentu saja mahasiswa sebagai agent of change tidak menginginkan adanya hal yang mencederai demokrasi. Seperti adanya dominasi bendera tertentu, politik uang, dan KKN sudah cukup membuat muak mahasiswa. Kampus yang digadang-gadang sebagai tonggak perubahan seharusnya bersih dari praktik politik praktis. Penulis berharap dalam menyongsong pemimpin baru di negeri hijau ini, benar-benar terpilih sosok pemimpin yang dapat membawa kebaikan untuk kedepannya bukan hanya sampah janjinya saja!

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.