Iklan Layanan

Cuplikan

Perdana Dilaksanakan, PBAK Daring Dinilai Maksimal


 

    Sistem online menjadi pilihan IAIN Ponorogo dalam melaksanakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di masa pandemi. Meskipun perdana dilaksanakan, penggunaan sistem daring ini sudah cukup maksimal. Bahkan ada kemungkinan, kelak sistem ini akan digunakan lagi meskipun pandemi telah berakhir.

    Walau sistem yang digunakan daring, beberapa agenda tetap dilaksanakan secara luring dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Salah satunya pelaksanaan pembukaan PBAK yang dihadiri beberapa perwakilan mahasiswa secara langsung.

Sistem dan Media Penyajian Materi

    Penyajian materi PBAK tahun ini menggunakan dua sistem; (1) recording (2) siaran langsung. Ahmad Zainal Abdi selaku ketua PBAK mengatakan bahwa recording dipilih karena penyajian materi bisa jadi lebih rapi. Terlebih, ketika ada rekaman yang dirasa kurang sesuai, maka bisa dilakukan record ulang. “Karena pada proses recording andai kata ada suasana yang kurang hidup bisa di-record ulang,” ungkap Ahmad Zainal.

    Sedangkan untuk media penayangan, YouTube dipilih sebagai media utama. Khususnya untuk materi-materi yang berasal dari institut yang diberikan pada hari pertama PBAK. Meskipun demikian, masih banyak aplikasi meeting lain yang digunakan juga sebagai penunjang seperti Zoom dan Google Meeting. Salah satunya panitia Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) yang menggunakan media Google Meeting dalam penyampaian materi pada hari kedua PBAK. Selain FUAD, Fakultas Syariah (FASYA) juga memanfaatkan media Zoom untuk mengukur antusiasme mahasiswa.

    Hal serupa juga diterapkan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). FEBI menggunakan media Zoom dalam pelaksanaan PBAK Fakultas. Menurut Kanzul, ketua DEMA FEBI, pemilihan media tersebut agar suara bisa sinkron. “(Penggunaan) di Zoom itu dipilih agar antara musik dan yang di forum itu sinkron. Biasanya kan delay itu, nah sudah teratasi ketika pakai Zoom,” ungkapnya.

    Sementara itu, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) lebih memilih menggunakan media YouTube daripada Zoom maupun Google Meet. Menurut Muiz, YouTube tidak terlalu banyak menggunakan data daripada aplikasi Zoom. “Alasan kami menggunakan YouTube yang pertama penggunaan data aplikasi meeting seperti Zoom jauh lebih banyak daripada YouTube,” ungkap Muiz selaku Ketua DEMA FATIK.

    Menurut Muiz, yang paling penting adalah bagaimana materi tersebut bisa tersampaikan kepada mahasiswa. “Yang terpenting bukan hanya medianya, tapi bagaimana media bisa tersampaikan pada mahasiswa. Konteks YouTube itu bagaimana materi disampaikan dan bisa diakses sewaktu-waktu oleh mahasiswa,” ujarnya.

Kendala Selama PBAK Online

    Mengenai kendala PBAK, FASYA sempat mengalami kendala mati listrik dan komputer error. Meskipun demikian, Galuh sebagai Ketua DEMA FASYA mengatakan tidak mengalami kendala yang berarti. “Kalau kendala tadi hanya kendala teknis, sempat mati lampu dan komputer sempat error. Namun, sepuluh menit kemudian sudah teratasi oleh panitia,” jelasnya.

    Sementara itu, kendala serupa juga dialami oleh FEBI. Hal ini seperti yang diungkapkan Kanzul. “Kendalanya tadi pagi listriknya mati, akhirnya pakai genset. Tapi, tidak bertahan lama dikarenakan solarnya sedikit. Terus tadi bingung cari solar. Untuk lainnya, persiapan dan sebagainya itu sudah,” kata Kanzul.

    Pada pelaksanaan PBAK FATIK, Khoirul Anam mengatakan bahwa permasalahan yang dialami terkait jaringan karena penggunaan sistem online membutuhkan jaringan yang maksimal. “Kendala yang dialami terkait jaringan. Bicara soal PBAK online, otomatis bagaimana materi atau apapun yang hendak disampaikan kepada mahasiswa baru kalau dengan sistem online kan harus dengan jaringan yang maksimal. Tapi, Alhamdulillah kendala tersebut bisa diatasi,” ungkap Anam selaku Ketua PBAK FATIK.

    Berbeda dengan fakultas lain, FUAD mengalami permasalahan berupa anggota kelas yang belum masuk ke grup Whatsapp. “Kalau kendala itu mungkin ada beberapa anggota kelas yang belum masuk grup,” ungkap ketua DEMA FUAD, Riyan Gunawan.

    Di samping itu, Damar selaku Ketua DEMA Institut mengatakan ketika terjadi kendala, pihak panitia melakukan perubahan konsep sesuai kondisi yang dialami. “Untuk kendala, kita sering berubah konsep karena kita menyesuaikan kondisi. Tapi, kemarin pas h-2 minggu kami sudah fix dengan satu konsep. Kalau kendala di lapangan ya seperti itulah, listrik mati, wifi ngadat, dan lain-lain,” ungkap Damar.

    Alsya salah satu mahasiswi Jurusan Tadris IPA mengungkapkan, bahwa acara banyak yang molor sehingga membuat kuota terbuang sia-sia. “Untuk kendala secara pribadi hanya masalah kuota yang borosnya luar biasa karena harus stay di YouTube. Apalagi di hari pertama banyak yang molor, jadi kuotanya terbuang sia-sia,” ungkap Alsya.

    Alsya juga menambahkan bahwa banyak tayangan video yang error. “Selain itu, ketika live video banyak yang error dan terjeda sehingga ketika meresume banyak yang tidak kami cantumkan,” tambah Alsya.

    Sementara itu, Imam Masruri, mahasiswa baru jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT) mengaku mengalami beberapa permasalahan. “Kendala yang saya alami selama PBAK online cukup banyak, mulai dari sinyal, belum kalau habis baterai HP-nya, kehabisan kuota dan yang lebih parahnya ndak ada waktu untuk istirahat (tidur),” keluh Imam.

    Di balik beberapa kendala yang sudah dipaparkan, Abdi mengaku bahwa pelaksanaan PBAK sudah maksimal. Bahkan menurutnya, mungkin saja sistem ini akan digunakan lagi di tahun depan. “Untuk pelaksanaan tahun depan, kami lebih cenderung kepada (PBAK) online walaupun pandemi sudah berakhir. Hasilnya lebih maksimal. Tapi hanya sebagian, khusus untuk materi institut, itu saya lebih cenderung online. Untuk fakultas, ya monggo misal mau mengikuti,” ujarnya.

    Ahmad Zainal juga memaparkan beberapa keuntungan pelaksanaan PBAK secara daring. Ia mengungkapkan bahwa persiapan PBAK daring tidak memerlukan banyak hal yang perlu disiapkan daripada PBAK luring. “Untuk persiapan online ndak cukup banyak hal yang harus disiapkan. Paling banyak di biaya recording saja. Selain itu, dari sisi anggaran lebih minim, dari sisi keamanan juga lebih aman, dan para pendamping yang terlibat kerjanya juga lebih maksimal,” paparnya.

    Abdi menambahkan bahwa dari sisi materi lebih runtut dan rapi sehingga semua peserta bisa fokus menyimak materi dibandingkan ketika pelaksanaan PBAK luring. “Dari sisi materinya jadi lebih runtut, lebih rapi, semua peserta bisa fokus melihat itu. Sedangkan ketika itu dilakukan secara offline dan harus mengkoordinasikan 2000 orang serta berapa jumlah dana yang harus dikeluarkan, saya lebih cenderung kegiatan institut seperti ini,” tambahnya.

    Namun, salah satu perwakilan peserta PBAK yang hadir langsung, justru merasa bahwa pelaksanaan PBAK lebih efektif ketika dilaksanakan dengan tatap muka. “Saya lebih efektif tatap muka langsung seperti hari ini,” katanya.
 

 

Penulis: Putri, Titah

Reporter: Putri, Sarifah, Titah

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.