Iklan Layanan

Cuplikan

Tower di tengah Pemukiman Padat Penduduk

     
Sumber gambar : telko.id
Oleh: Nana
    Pagi yang cerah ditemani sinar sang surya, sepedaku mengayuh lambat, melintas di sebuah gang perkotaan. Aku menemukan spanduk yang bertuliskan “Tower sakti, ditolak warga tetap berdiri!” Kata itu menarik perhatian, “Ah masak negara yang nampak baik terkotori oleh kritikan rakyat yang tak terima.” Batinku bergejolak.

    Dari samping jalan nampak wanita paruh baya menyapu di depan rumah,  aku bergegas untuk menghampirinya, karena penasaran, aku bertanya tentang keberadaan tower itu. Apa yang menjadi masalah sehingga nampak spanduk dari masyarakat terpampang jelas di perempatan jalan. Tanpa basa basi wanita itu menjelaskan tentang asal muasal hal tersebut terjadi.

    Dari penjelasan yang dilontarkan wanita paruh baya tadi, aku mengambil kesimpulan bahwa di samping banyaknya warga yang kontra, ternyata ada beberapa warga yang pro dengan pembangunan tower tersebut. Karna dirasa cukup, aku meninggalkan tempat itu, meski dalam benak masih penasaran, maklumlah, kita tidak bisa mengambil kesimpulan baik atau buruknya sesuatu jika hanya melihat dari satu pandangan orang saja.

    Sambil menuntun sepeda keluar gang, aku berpapasan dengan warga yang berada di pinggir jalan, rasa penasaranku yang belum tuntas, lantas ku hampiri dan menanyakan pendapatnya mengenai pembuatan tower yang berada di tengah pemukiman warga. Kemudian ku tanyakan pertanyaan yang sama dengan wanita paruh baya terkait spanduk yang berada di perempatan jalan masuk gang menuju tempat pembangunan tower.

 “Assalamualaikum, Maaf bapak mau Tanya.” Sapaku.
 “Ah ya waalaikumsalam, iya mbk silahkan.” Jawab bapak paruh baya itu, dengan nama panggilan pak Joko.
   “Oh ya, bagaimana tanggapan bapak mengenai pembangunan tower yang berada dekat pemukiman warga, dan bagaimana menurut bapak? Menyetujuinya atau tidak?”. Tanyaku pada pak Joko.
   “Kalau bapak sendiri itu sebenarnya sudah tau jika akan diadakan pembangunan  tower,  dan saya pribadi tidak setuju, karena hal itu juga akan berdampak negatif terhadap warga sekitar, seperti halnya bisa memicu kanker, menurunkan kekebalan tubuh, mudah terkena petir, dan juga bahaya jika bangunan tower itu roboh, dan lain-lain. Tapi sayangnya warga sini tidak semua menyadari dan tau dampak negatifnya”. Terangnya.

    Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. Aku berpamitan  dan tak lupa untuk berjabat tangan dengan beliau sebagai rasa hormat dan terimakasih kepada beliau. Bergegaslah aku untuk melanjutkan perjalanan bersepedaku, karna beberapa hari yang lalu memang sudah ada janji maka aku bersepedah menuju rumah teman. sekedar singgah sambil melepas lelah sekaligus menanyakan tanggapan spanduk yang berada di perempatan jalan.

    Aku menanyakan pertanyan yang sama dengan pertanyaan yang aku lontarkan sebelumnya. ia menjawab: “Sebenarnya aku tidak tahu jelas mengenai  isu - isu jika akan diadakan pembangunan di depan rumah ku itu” jawabnya santai padaku.

 “Lalu kamu setuju atau tidak dengan di bangunnya tower itu?”. tanyaku kembali padanya.
   “Kalau saya pribadi mah setuju setuju aja, toh juga saya merasa tidak tergangu dengan adanya pembangunan itu”. jawabnya padaku.
  Lantas kembali ku menanyakan “Apakah kamu tidak takut dengan dampak yang akan terjadi?” tanyaku.
  “kurasa sampai sekarang baik – baik saja, dengan kondisi saat ini”.                                                                                                                              
***
    Selang beberapa tahun, dampak tersebut muncul, warga yang semula merasa baik – baik saja ikut merasakan dampak negative dari adanya bangunan tower. Dengan penuh penyesalan dan kekecewaan. Apapun kebijakan ataupun hal yang menyangkut khalayak umum seharusya memang disosialisasikan dengan menyeluruh.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.