BERJALAN SENDIRI, TAK ADA KOORDINASI
(Reporter : Azizah, Lia, Umar, Shofia,
Ula)
www.lpmalmillah.com--
RM
(Republik Mahasiswa) merupakan bentuk organisai kemahasiswaan
yang berada di IAIN Ponorogo yang
telah berjalan satu periode ini. RM terdiri dari dewan eksekutif, legislatif, serta UKM/UKK. Lembaga
eksekutif tertinggi adalah DEMA Institut yang menaungi DEMA-Fakultas, HMJ, dan UKM/UKK. Lembaga
legislatif -tertinggi adalah SEMA-I yang menaungi SEMA-F.
DEMA merupakan lembaga yang mengkoordinasikan dan mengintruksikan
pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan lingkup republik mahasiswa. Seperti yang
tertera dalam rancangan Anggaran Rumah Tangga pasal 23 ayat 3 tentang fungsi DEMA sebagai salah satu badan ekskutif
mahasiswa yang berbunyi “memberikan instruksi kepada UKM/UKK dalam rangka
pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan di tingkat Institut”.
Akan tetapi, pada
kenyataanya DEMA kurang aktif dalam menjalin komunikasi dan belum berkoordinasi
dengan baik. Salah satunya diungkapkan oleh Arif Mudhakir selaku ketua UKM Pramuka mengatakan Koordinasi dan komunikasi
yang terjalin antara ormawa tertinggi tersebut dengan
UKM belum terjalin secara aktif. Ia mengatakan bahwa belum ada pengaruh
keberadaaan Presma dengan UKM. Ia mengungkapkan pihak Dema dan Sema Institut pun juga
jarang ada di kantornya gedung BEM. Terkait
kongres kali ini ia juga angkat bicara, sosialisasinya yang hanya mengandalkan
via online, maka kurang efektif.
“Pengaruh
BEM ke UKM kurang maksimal, kebersamaan belum ada, karena kurang koordinasi dan
komunikasi. Presiden mahasiswa seperti tidak ada
hubungan dan jarang ada di kantor,” ujarnya ketika kami temui di sekretariat
pramuka gedung BEM.
Hal
senada juga diungkapkan oleh ketua
UKM Mapala, Aqil
Barqi Yahya, selama
ini keberadaan presma (Presiden Mahasiswa) dirasa tidak mempunyai pengaruh sama
sekali terhadap UKM karna sampai saat ini tidak adanya
koordinasi yang efektif. Menurutnya
terkait kongres pun tidak ada pengumuman ataupun serangkaian acara secara
jelas. Sosialisasi kongres yang dilakukan pun tidak memberikan konstribusi
apapun terhadap mahasiswa. “Keberadaan Presma tidak
terlalu berpengaruh terhadap UKM, mengenai kongres pun
tidak ada kejelasan broadcast,” tegasnya.
Sedangkan dalam strukturnya, UKM
itu berada pada salah satu organisasi mahasiswa yang ada. Hendaknya organisasi tertinggi dalam Republik Mahasiswa itu dapat melakukan koordinasi sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku. “Kita
sebagai UKM secara sadar atau tidak kan dibawah mereka, gampangannya mereka
itu presiden,” jelas Endang ketua KSR PMI.
Ungkapan di atas diakui oleh presiden
mahasiswa bahwa koordinasi lembaga tertinggi seperti Dema dan Sema Institut dengan
UKM, seharusnya dapat terbentuk sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
akan tetapi masih kurang. “Secara administrasi pelaksanaanya kurang”,
ungkap Moh. Faishal Arifin yang tengah berada di penghujung kepengurusan DEMA
Institut.
Faisal kembali menyampaikan seperti halnya LPJ
(Laporan Pertanggungjawaban Jawaban) terdapat 3 rangkap
meliputi UKM, DEMA. Pada kenyataannya koordinasi antar BEM dengan UKM belum
terjalin dengan baik. hal itu terlihat ketika UKM melakukan LPJ-an yang tidak
melalui DEMA terlebih dahulu akan tetapi langsung diberikan ke WAREK 3. Ini
menunjukkan belum adanya garis koordinasi yang baik antar ormawa di RM.
“Membuat aturan itu mudah, prakteknya yang susah,” jelasnya.
Disamping itu relasi positif dalam hal apa pun perlu dibangun agar
terbentuk kerjasama yang baik disemua kalangan organisasi mahasiswa. “Sebenarnya Aspirasi diserap oleh SEMA, kemudian
didiskusikan dengan DEMA terus kita advokasikan ke akademik”, tegas Rohman
Rifa’i,
ketua lembaga legislatif institut IAIN Ponorogo.
Kurangnya koordinasi antara dewan-dewan
mahasiswa beserta jajarannya dengan UKM yang telah terjadi satu periode ini akankah
terus berlanjut ke generasi berikutnya bahkan menjadi warisan yang turun
menurun? (Depthnews)
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.