Iklan Layanan

Cuplikan

Atas Nama Kemanusiaan, FKUIB Ponorogo Gelar Aksi di Depan Gedung DPRD Kota

Penulis             : Ariny Sa’adah
Reporter          : Ariny & Mofik



lpmalmillah.com,  Ponorogo - Tragedi yang dirasakan masyarakat Palestina dan pernyataan Donald Trump atas dipindahkannya Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika ke Yerussalem menuai kecaman dari berbagai kalangan muslim. Atas dasar kemanusiaan, kecaman ini dibuktikan dengan tindakan aksi Orasi Persatuan Indonesia Bersatu Bela Palestina yang digelar di depan gedung DPRD Ponorogo pada Jumat Sore (15/12/17). Aksi ini dilakukan oleh berbagai organisasi masyarakat islam di Ponorogo yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Islam Bersatu (FKUIB). Orasi dalam aksi ini dipimpin oleh perwakilan-perwakilan organisasi masyarakat seperti FKUIB, Majelis Ulama Indonesia daerah Ponorogo, perwakilan Nahdlatul Ulama, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, pondok Ngabar, MM, Al-Madinah, Al-Furqon, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, IKADI, dan perwakilan Dewan Masjid Indonesia Ponorogo.

Aksi Bela Palestina ini dimulai pada pukul 13.15 dengan mobilisasi massa ke jalan tepat di area depan gedung DPRD kota Ponorogo. Pembawa acara yang bernama Solehuddin al-Khalili menyampaikan susunan acara dan memanggil para orator dari perwakilan ormas tersebut untuk naik ke mimbar orasi. Acara dimulai dengan pembacaan kitab suci dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu disambung dengan orasi-orasi.

Orasi pertama disampaikan oleh Mansur sebagai perwakilan dari FKUIB mengatakan bahwa ternyata para kyai, ulama, dan para pemuda pemudi islam masih memiliki rasa keprihatinan terhadap saudara sesama muslim di Palestina. Ia menunjuk bendera merah putih sembari melanjutkan orasinya bahwa merah putih tetap tegak berkibar dan tidak akan mati karena merah putih diperjuangkan oleh para mujahidin masa lalu. “Disamping merah putih itu adalah bendera palestina, kita harus berdoa kepada Allah karena Palestina saat ini sedang dijajah oleh Amerika dan Israel. Allohuakbar!” tegas Mansur dengan nada yang menggebu di atas mimbar orasi.

Perwakilan dari MUI juga menyampaikan rasa prihatin masyarakat muslim terhadap saudara sasamanya. Wujud keprihatinan tersebut dibuktikan dengan penggalangan donasi untuk Palestina yang diumumkan di akhir acara senilai kurang lebih 52 juta rupiah. Selain itu Ansor Rusydi selaku perwakilan dari MUI itu pun mengecam bahwa Israel adalah Amerika kecil, sedangkan Amerika dan Israel sama-sama teroris. Takbir pun terdengar berkumandang beberapa kali. Bahkan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Maftuh Bahrul Ilmi berkata, “Bergabunglah kamu sekalian dalam agama Alloh dalam rangka untuk teman-teman kita di Palestina. Semoga Donald Trump dikasih pelajaran oleh Allah,” pungkasnya ketika orasi berlangsung.

Selain itu, perwakilan dari Dewan Masjid Indonesia Ponrogo, Sudikno mengecam keras bahwa Amerika dan Israel itu biadab. Maka menurutnya hari ini menjadi saksi bahwa masyarakat muslim Ponorogo memiliki kepedulian. Bagi dia sabar bukanlah berarti pasif dan berdiam diri. Akan tetapi ia menegaskan akan kepedulian yang juga harus diwujudkan dengan gerakan aksi sosial. “Sabar bukan berarti pasif dan berdiam diri,” tegasnya menggebu dan semakin membakar semangat peserta aksi di cuaca yang juga sangat panas.

Kewajiban membela Palestina adalah kewajiban konstitusi. Begitu kata Lukman Hakim dari perwakilan Al-Madinah yang juga menjadi orator dalam aksi tersebut. Masyarakat melakukan pembelaan terhadap Palestina adalah amanat dari konstitusi. Maka, Lukman menghimbau untuk meluruskan barisan muslim dimanapun berada untuk membantu perjuangan saudaranya di Palestina.

Dalam aksi tersebut juga digelar drama treatikal dan pembacaan puisi dari para pemuda dan pemudi islam untuk menggambarkan kekejaman Israel dan Amerika sekaligus gambaran kemenangan Palestina atas kekejaman itu. Dibacakan pula ikrar pernyataan sikap umat muslim Ponorogo oleh Rohmadi, perwakilan dari Al-Furqon, tertuang dalam beberapa poin yang intinya tolakan dan kecaman keras terhadap tindakan para teroris serta pernyataan Donald Trump yang ditujukan terhadap umat muslim Palestina.

Di samping para orator dari perwakilan ormas-ormas di Ponorogo, turut hadir pula beberapa fraksi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lajnah Perwakilan Daerah (LPD) dan terlihat pula bendera dari Persatuan Setia Hati Winongo. Keamanan acara dijaga ketat oleh kepolisian, Laskar Mujahidin Pengawal Penegak Syariat Islam dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (KOKAM) Muhammadiyah.

Aksi Bela Palestina yang dilaksanakan di depan gedung DPRD ini beralasan supaya aspirasi masyarakat khususnya umat muslim dalam hal sikap kemanusiaan dan kepedulian segera ditanggapai oleh wakil rakyat. “Ini kan dewan rakyat, di sinilah tempat yang tepat untuk menyampaikan aspirasi rakyat,” jelas Nur Salim, salah satu konseptor aksi yang berasal dari koordinator Mujahidin. Tanggapan positif terbukti dengan hadirnya Ribut Riyanto dan Puryono selaku perwakilan dari DPRD kota Ponorogo.

Tujuan aksi adalah pembatalan statemen dari Donald Trump. Maka jika tidak ditanggapi peranglah yang akan terjadi. “Sudah siap perang jika solusi tidak ditanggapi. Maka perang armagedond akhir zaman akan terjadi,” pungkas Nur Salim di akhir wawancara.

2 comments:

  1. Saya sangat mengapresiasi aksi itu... Tapi sayang banyak yg buta kasus gunung gamping sampung...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditunggu saja kelanjutannya. bakalan ada tulisan yang membahas hal itu.

      Delete

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.