Iklan Layanan

Cuplikan

Mengulas Kinerja DEMA-I 2023/2024 Selama Satu Periode Silam

(Ilustrasi: Mala)

lpmalmillah.com Sebagai mahasiswa IAIN Ponorogo, sudah tidak asing di telinga kita kata “DEMA”. Namun, sebenarnya apa sih DEMA itu? DEMA atau Dewan Eksekutif Mahasiswa merupakan organisasi eksekutif mahasiswa di tingkat perguruan tinggi yang menaungi seluruh organisasi kemahasiswaan intra kampus. Secara garis besar, tugas dan fungsinya adalah bertanggung jawab serta mengkoordinir segala kegiatan di lingkup kampus.

Terhitung, saat ini DEMA IAIN Ponorogo masih diketuai oleh Mohammad Khabib Baidowi (Khabib) yang merupakan mahasiswa aktif Fakultas Syariah (FASYA) dan wakilnya Rahman Dwi Prasetya (Pras) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Khabib, Pras, dkk telah resmi menjabat selama satu periode sejak pelantikan yang telah dilaksanakan pada 24 Maret 2023 silam.

Tentu dalam satu periode masa jabatannya, DEMA-I memiliki program kerja yang harus dilaksanakan. Nama kabinet yang dijalankan pada periode tersebut adalah Kabinet Narasena, yang berarti pasukan yang terkenal akan keterampilannya. Sesuai dengan spirit namanya, bisa kita ketahui selama satu periode ini, DEMA-I gencar melaksanakan berbagai macam kegiatan. Namun, apakah kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksana merupakan bagian dari program kerja yang sudah ditetapkan? Apa saja kegiatan-kegiatan tersebut? Berikut ini beberapa proker DEMA-I yang mungkin bisa kita ulas. 

Talkshow Perempuan dan Politik guna Menghadapi Tahun Politik

Talkshow Perempuan dan Politik merupakan agenda pertama yang dilaksanakan pada 8 Mei 2023. Acara ini menghadirkan para narasumber yang relevan, seperti Syah Muhammad Natanegara selaku Wakil Bupati Trenggalek & Aktivis Muda Indonesia; Muallifa, S.Pd., M.Sc. selaku Koordinator Puan Menulis; Iqbal Aji Daryono selaku Influencer & Penulis, serta Lutfiana Mayasari dari Penggiat Gender & Dosen IAIN Ponorogo sebagai moderator.

Adapun harapan setelah diadakannya talkshow ini agar terciptanya ruang media yang aman bagi kita dalam bermedia. Selain itu, akses yang didapatkan bagi pengguna laki-laki dan perempuan adalah sama karena keduanya memiliki perannya masing-masing untuk terus melanjutkan pemerintahan yang inklusif.

Talkshow Gen-Z dengan Tema “Hadapi Bonus Demografi: Generasi Z Harus Apa dan Bagaimana?”

            Setelah diadakannya Talkshow Perempuan dan Politik, DEMA-I melaksanakan acara talkshow lagi dengan pembahasan dan tema yang berbeda. Dikutip dari laman dema.iainponorogo.ac.id, acara tersebut dilaksanakan pada 26 September 2023. Acara ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dessy Fabella, Dirut PT Hemas Buana Indonesia dan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI); Romzi Ahmad, pegiat literasi digital dan asisten staf khusus presiden; serta Miftahul Huda, Wakil Rektor III IAIN Ponorogo. Selain itu, talkshow ini juga menghadirkan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo, sebagai keynote speaker. Acara ini juga mempunyai dampak atas antusias dari mahasiswa sendiri, yang mengharapkan agar nanti bisa mengimplementasikan apa yang telah diperoleh dari Talkshow Gen-Z ini.

Konser Penutupan Festival Watoe Dhakon 2023

            Festival Watoe Dhakon (FWD) merupakan merupakan salah satu proker tahunan DEMA-I yang di dalamnya terdapat beberapa serangkaian kegiatan. Di antaranya yaitu dibuka acara Opening Ceremony yang diawali dengan kegiatan Muktawar ORMAWA, selanjutnya diadakannya kegiatan Rihlah Moderasi yang berlangsung selama dua hari, dan yang terakhir serta penutup dari kegiatan FWD 2023 DEMA-I ini adalah konser yang menghadirkan penyanyi dan groupband ternama.

            Dari rangkaian kegiatan FWD, terdapat kegiatan menarik, yang bisa dikatakan sangatlah meriah dan bisa menarik banyak mahasiswa. Tak lain dan tak bukan adalah Malam Puncak FWD yang dikemas dalam balutan konser. Masdddho, Arya Galih, Sugeng Patas, Askala, Nduk Cita, dan Kunans. Acara yang bisa dikatakan berhasil ini memanglah menjadi magnet kuat untuk menarik minat penonton.

Di Balik Keberhasilan Acara-Acara Besar yang Terlaksana

Tak dapat dipungkiri bahwa tidak ada segala hal yang tidak memiliki kegagalan atau kekurangan. Sama halnya dengan kepemimpinan DEMA-I pada periode 2023 kemarin, tentu tidak hanya keberhasilan dan kesuksesan saja yang didapat.

Dari sekian banyaknya kegiatan besar yang terlaksana, masih terdapat beberapa hal yang masih perlu dipertanyakan. Seperti, kegiatan Upgrading yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas anggota DEMA-I. Sangat disayangkan terlaksana tapi kurang maksimal, padahal hal ini berpengaruh besar pada pada kinerja DEMA-I selama satu periode kemarin.

Selain itu terkait kebebasan pers pada periode ini, beberapa kru LPM aL-Millah mengeluhkan terkait sulitnya mengakses informasi di beberapa kegiatan. Sebelumnya, Pimpinan Umum LPM aL-Millah pada saat itu pernah berkoordinasi dengan ketua DEMA-I, bahwa pihak DEMA-I memberikan kebebasan kepada lembaga pers untuk melakukan peliputan dan wawancara. Namun, fakta yang terjadi di lapangan banyak yang dipersulit. Seperti, pada saat kegiatan PBAK Fakultas. Ketua PBAK FTIK melarang keras lembaga pers mahasiswa untuk masuk dan mengikuti serangkaian acara. Selain itu, di PBAK FUAD juga terjadi hal yang sama, ketika kru LPM aL-Millah akan melakukan peliputan, oleh panitia PBAK FUAD ditahan beberapa saat terlebih dahulu sebelum akhirnya diperbolehkan masuk. Apakah ini bukti kurangnya koordinasi antara ketua dan anggotanya? Atau hanya ulah beberapa oknum di organisasi tersebut?

Ada juga terkait Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023, Talkshow Gen-Z, dan beberapa kegiatan lain yang sering mengalami kemunduran waktu. Persoalannya, hal yang sering dianggap sepele ini berdampak juga terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Memang, masalah-masalah seperti ini tak jarang juga dilakukan setiap ORMAWA. Namun, bukankah sebagai organisasi kemahasiswaan tertinggi yang menaungi seluruh organisasi mahasiswa intra kampus, mereka seharusnya memberikan contoh yang baik pada masa PBAK maupun kegiatan yang mereka laksanakan? Salah seorang pemimpin revolusi Amerika, Benjamin Franklin mengatakan “Time is Money” yang berarti waktu  sangatlah berharga. Bukankah jika mengulur waktu seperti demikian, DEMA-I justru malah merugikan banyak orang?

Menariknya, di penghujung masa kepengurusannya DEMA-I juga mengadakan Seruan Terbuka Mimbar Bebas Selamatkan Negeri “Mengawal Reformasi, Jaga Demokrasi”. Kegiatan ini bisa disebut tidak berjalan sesuai harapan. Di lansir dari website lpmalmillah.com, seruan aksi terbuka ini tidak mendapat banyak antusiasme dari mahasiswa. Khabib sendiri juga menyayangkan absennya mahasiswa dalam seruan terbuka ini. Menurutnya, mahasiswa seharusnya antusias dengan adanya seruan ini. Mahasiswa mempunyai peran besar ketika berbicara mengenai demokrasi.

Namun, tujuan diadakan aksi ini apakah benar untuk menyuarakan demokrasi atau sekadar fomo (fear of missing out) saja, dengan kata lain takut akan terlihat “tertinggal” dibandingkan kampus-kampus lainnya? Mengingat partisipan yang hadir hanya segelintir mahasiswa, menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan diadakannya seruan aksi tersebut. Padahal, jika memang DEMA-I menginginkan dampak besar dengan banyaknya mahasiswa yang berpartisipasi, seharusnya teks deklarasi mereka sebarkan jauh-jauh hari agar menarik minat mahasiswa.

Jadi, bagaimana pendapat kalian? Apakah kinerja DEMA-I di masa jabatan Khabib dan Pras ini bisa dikatakan berhasil dan memuaskan? Atau malah lebih banyak lagi hal yang harus dipertanyakan dan diperbaiki? Tentunya, tergantung perspektif masing-masing.

 

Penulis: Alifah, Mila, Rokhim

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.