Iklan Layanan

Cuplikan

Pener kelawan Ilmu Catur Murti

Sumber gambar: http://id.pinterest.com/

Esai Oleh: Ubaidillah

Ilmu Catur Murti adalah ilmu yang mengajarkan manusia menuju kelanggengan dalam hidup. Ilmu yang dibawa oleh Raden Mas Sosrokartono ini merupakan ajaran ketasawufan yang khas berasal dari tanah Jawa yaitu dengan menyatunya empat faal, yakni pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Catur Murti sendiri berarti penjelmaan empat hal menjadi satu kesatuan. 

Laku Catur Murti memang terlihat mudah untuk diterapkan. Akan tetapi pada kenyataanya, penerapan dari Laku Catur Murti membutuhkan usaha yang maksimal serta dibarengi dengan ketelatenan. Untuk mencapai tingkatan yang mulia di dunia serta di akhirat, manusia harus menyucikan diri dari segala hal-hal yang buruk. 

Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa tujuan manusia hidup di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT.  Dengan Laku Catur Murti akan tercapai tahapan tertinggi dalam semua agama, yaitu rasa dekat dengan Tuhannya serta membawa kemaslahatan bagi umatnya.

Dalam agama Buddha, terdapat istilah nirodha/nirvana yang berarti keadaan seseorang yang berada dalam kondisi pikiran yang jernih, terbebas dari segala pikiran yang tercela. Serupa dengan Buddha, dalam agama Hindu terdapat istilah moksa yang berarti terlepas dari keterikatan semua hal yang bersifat duniawi serta terlepas dari putaran reinkarnasi dan merasa bahwa atman (inti jiwa) telah bersatu dengan Brahman. Brahman Atman Aikyam. Brahman dan Atman bersatu.

Sedangkan dalam Islam sendiri terdapat istilah wahdatul wujud. Dimana dalam kondisi tersebut antara seorang hamba dengan Tuhannya telah bersatu. Menyadari bahwa segala yang berada di dunia adalah fana. Menurut Maulana Jalaludin Rumi, dunia merupakan bayangan dari Sang Pencipta. Dan jika seseorang mengakui bahwa ada aku dan Allah, maka sesungguhnya ia telah meyakini akan adanya dua eksistensi. Sementara jika ada seseorang yang mengatakan aku adalah Allah, maka ia meyakini bahwa hanya terdapat satu eksistensi. Dan yang lain hanyalah sebagai perwujudan atau penjelmaan.

Dengan melakukan Laku Catur Murti seseorang akan bisa mencapai manunggaling kawula gusti. Antara pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan harus selaras dan selalu pener. Karena pener adalah pas sesuai takaran yang dibutuhkan, tidak lebih dan tidak kurang. 

Penjelmaan dalam melakukan Laku Catur Murti ialah pikiran. Pikiran adalah dasar melakukan sesuatu. Karena untuk menjalankan keinginan atau kehendak harus melalui pikiran dahulu untuk menyaring agar perkataan dan perbuatan pener. Kehendak atau perasaan haruslah dapat dikuasai sehingga tidak akan lepas kendali, jangan sampai pikiran yang tidak pener akan menyebabkan penyesalan kedepannya. 

Setiap manusia memiliki perasaan. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika perasaan atau hawa nafsu itu dikendalikan. Sehingga dengan begitu, akan menjadi Memayu Hayuning Urip. Menyadari tujuan hidup yang sebenarnya dengan meninggalkan keduniawian dan fokus kepada sang Illahi pencipta seluruh alam. 

Jika seseorang dapat mengamalkan Laku Catur Murti, maka akan tercapai langgeng tanpo susah, tanpo seneng, anteng manten, sugeng jeneng. Yaitu suatu kehidupan abadi tanpa terpengaruh kesusahan dan kesenangan yang ada di dunia serta memiliki hati yang selalu tenang, tabah dan pasrah. Trima mawi pasrah, menerima segala kehendak dengan keadaan pasrah dan selalu bersyukur. Merasa bersatu dengan Tuhan, melebur bersama.

Laku Catur Murti ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Dengan pikiran yang pener, perasaan yang pener, perkataan yang pener dan perbuatan yang pener akan menimbulkan roso manunggal marang gusti

Di zaman sekarang yang dirasa sangat kekurangan moril dengan banyaknya anak yang berani kepada orang tua, tidak mempunyai ketawadhu’an saat beribadah kepada Allah SWT, banyak orang yang kurang bersyukur atas apa yang mereka terima dan lain sebagainya, marilah kita bersama-sama terapkan Laku Catur Murti sebagai jalan untuk mendekat kepada Allah SWT. Jalan untuk hidup mulia di dunia hingga akhirat tanpa ada suatu penyesalan yang menyusul. Menjadi insan yang tidak hanya bener tapi pener, berhati tenang, manusia yang bijaksana dengan segala ketergantungan hanya kepada Allah SWT.


No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.