Iklan Layanan

Cuplikan

Semester Genap: Kuliah Daring dan Pembayaran UKT Full

 

Gambar: Syamsulhadi

    lpmalmillah.com - Sistem pembelajaran online akan tetap diterapkan di IAIN Ponorogo pada semester genap mendatang. Dimana sistem pembelajaran online ini sudah diterapkan pada semester sebelumnya. Di samping itu, jika semester sebelumnya ada pemotongan UKT sebesar 15% bagi mahasiswa yang melakukan pengajuan, namun tidak untuk semester genap mendatang.
 
    Merujuk dari Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Malam Negeri Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/093/2020, dan Nomor 420-3987 tahun 2020, yang diperkuat dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 6 tahun 2020, menjadi dasar dijalankannya kegiatan di perguruan tinggi dengan tatap muka di semester genap.

    Dilansir dari dikti.kemendikbud.co.id, Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengatakan terkait pembelajaran semester genap, menurutnya pembelajaran dilakukan secara campuran. “Pembelajaran pada tahun akademik 2020/2021 yang akan dimulai pada bulan Januari diperguruan tinggi dapat diselenggarakan secara campuran (hybrid learning), tatap muka dan dalam jaringan,” terangnya dalam Konferensi Pers pada Rabu (02/12).

IAIN Ponorogo Terapkan Pembelajaran Daring

    Lantaran kondisi yang masih tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka, IAIN Ponoorogo memilih untuk tetap melakukan pembelajaran secara online. E-learining juga masih tetap menjadi media pembelajaran yang akan digunakan selama  pembelajaran online tersebut.

    Ahmad Zainal Abdi, Kepala bagian Akademik dan Kemahasiswaan  IAIN Ponorogo menyampaikan bahwa IAIN Ponorogo belum berani melakukan pembelajaran tatap muka. “Kita melihat bahwa kondisi yang belum memungkinkan ini kemarin tetap disepakati akan dilaksanakan secara daring. Sistemnya pun sama kita akan memaksimalkan di e-learning. Sementara masih daring kita belum berani melakukan luring,” terangnya.

    Nungki Via Widyastuti mahasiswi jurusan Tadris IPA mengaku semenjak adanya pendemi memang berubah dratis banyak yang daring. Via merasa kurang puas akan terhadap sistem tersebut. “Kurang srek jadi semua itu nggak bisa maksimal gitu lo. Bukan hanya dari perkuliahan dari semua jenjang pendidikan pun menurrut saya nggak maksimal. Kalau kuliah kan cuma ngerjain dikirim ngerjain dikirim, jadi kesannya nggak ada. Ilmu itu kurang manfaat gitu, nggak ada yang bermakna, jadi nggak ngena ngoten lo,” jelasnya.

    Menanggapi hal tersebut, Abdi mengungkapkan bahwa kampus juga merasa jika daring itu tidak maksimal. “Kita pun juga menyadari sepenuhnya bahwa daring itu tidak maksimal. Tetapi ya memang kayaknya harus kita korbankan entah tiga atau empat semester. kan kita dulu berjalan masih berjalan separo pada semester genap kemarin terus gasal online full, kemudian ini kayak juga kalau sepakat pelaksanaannya secara online. Miminal sampai dengan Maret, Maret itukan kita UTS. Dilihat nanti perkembangannya sampai Maret,” jelasnya.

    Selain itu, Abdi menjelaskan kendala penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran. “Kita baru tahu ternyata e-learning diakses oleh 500 user itu lemot, baru 500 sudah lemot sedangkan kita kan mahasiswanya ada 10.000,” j
elasnya.

    Abdi menambahkan bahwa pembelajaran secara luring sebenarnya boleh untuk dilakukan namun harus memenuhi syarat dan peraturan yang telah dibuat. “Boleh tatap muka atas persetujuan pemerintah setempat,” tambahnya.

    Abdi juga mengaku jika sebenarnya dari kampus sendiri sudah berencana untuk melakukan pembelajaran secara offline. “Iya, sudah kita rancang beberapa model apakah yang padat kan semester  dua, empat kalau enam kan relatif juga mulai praktikum. Yang semester dua itu masuk dua hari, semester empat dua hari, semester enam masuk satu hari sudah kita rancang seperti itu. terus kemudian masuknya juga berlaku minggu ini MIM ganjil, minggu depan NIM genap. Kita sudah merancang seperti itu tetapi karena melihat perkembangan Ponorogo yang masih seperti itu,” ujar Abdi.

    Artika Meilani, mahasiswi jurusan PAI berharap jika pembelajaran secara offline, agar pihak kampus mempersiapkan secara matang. “Kalau misal offline berneran ya, em...minimal terjaminlah keamanannya, misal dari pemerintah itu sudah memberi izin tentang tentang covid itu. Terus dari pihak kampus kalau juga beneran mau offline persiapan ya harus matang,” ujarnya.


Pemotongan UKT Tak Diterapkan Lagi

    IAIN Ponorogo kembali menetapkan pembayaran UKT pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 seperti biasanya. Terkait pembayaran UKT tidak ada pemotongan seperti semester sebelumnya.


    Abdi membenarkan terkait kebijakan UKT penuh. Ia mengatakan bahwa pemotongan UKT hanya berlaku satu semester saja. “Terkait UKT, kebijakan itu kan dikeluarkan hanya berlaku satu semester, dan semester depan kembali seperti semula, jadi untuk semester depan tidak ada pemotongan,” jelasnya.

    Ia menambahkan bahwa di pusat masih menggodok terkait kebijakan UKT. “Di level Jakarta itu juga masih menggodok, entah bagaimana formatnya, apakah ada pemotongan atau tidak, untuk sementara ini, tetapi tidak tahu itu semua kan ada landasan hukumnya untuk mengambil kebijakan itu, dalam artian Jakarta akan bergerak seperti itu atau tidak, jika tidak berarti UKT tidak ada pemotongan, dan otomatis UKT nya tetap,” tambahnya.

    Terkait UKT, Artika menanggapi terkait tidak adanya pemotongan tersebut.  “Masa iya nggak dikurangi sih, sedangkan mahasiswa lo nggak pakai fasilitas kampus. Ya paling tidak diberitahu lah alasannya mengapa kok nggak ada pengurangan UKT. Untuk meminimalisir demo, masa iya kampus mau ada demo lagi. Ya kalau bisa menjaga citra kampuslah,” ujarnya.


Reporter: Afriana, Nana

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.