Iklan Layanan

Cuplikan

Terkesan Adem Ayem, Kongres IV RM IAIN Ponorogo Terhalang Covid-19

Ilustrator: Candra

    Republik Mahasiswa IAIN Ponorogo akan melaksanakan Kongres IV. Namun hingga saat ini, persiapan pelaksanaan Kongres sendiri masih terkesan adem ayem, sebab kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Sehingga dari segi persiapan masih kurang dan juga dari segi waktu yang sangat memungkinkan mundur dari target yang telah ditentukan. Kesiapan pelaksanaan Kongres saat ini masih kurang dari 30 persen.

    Nuke, Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa di tingkat Institut (KPUM-I) membenarkan hal tersebut. “Persiapan Kongres saat ini kalau 50 persen masih belum, kurang dari 30 persen-lah,” jelasnya.

    Nuke menambahkan jika saat ini ia belum bisa memberikan keterangan terkait kelanjutan kongres.  “Mohon maaf saat ini saya belum bisa kasih informasi apa-apa,” tambahnya.

    Pandemi Covid-19 tersebut jelas mengakibatkan perubahan jadwal kegiatan kongres dan menghambat proses persiapan. “Karena ada pandemi virus, semua aktivitas intens seperti pertemuan sangat kami hindari. Mau tidak mau, kongres diundur sampai pihak kampus memberi instruksi kembali,” ungkap Kurnia, ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (SEMA FUAD).

    Sementara itu, perancangan sistem pemilihan masih harus dimusyawarahkan terlebih dahulu, karena KPUM-I baru saja terbentuk, serta harus menunggu informasi dari panitia Kongres. Sedangkan untuk recruitment Panitia Pemungutan Suara (PPS) dilakukan via online berupa formulir dan surat pernyataan. Pengumuman PPS ini sendiri masih tak lepas dari  koordinasi dengan KPUM-I dan KPUM-F.

    Jika menilik kembali Kongres tahun lalu, dimana KPUM sempat bertransformasi menjadi BPK (Badan Penyelenggara Kongres), sesuai instruksi dalam ART RM pasal 61 ayat 1 yang pelaksanaannya diharapkan lebih efisien, praktis serta tidak ribet. Jika memang pada Kongres tahun lalu BPK telah mencapai efektifitas yang dimaksud. Lantas, penyebab kembalinya BPK menjadi KPUM pada Kongres tahun ini menimbulkan tanda tanya.

    Kurnia menanggapi hal tersebut, “Untuk Kongres tahun lalu, ditinjau dari segi efisiensi dan efektifitas bisa dibilang iya. Tidak ribet. Perlu diingat karena IAIN ponorogo baru mengadakan kongres yang ke 4 ini, sehingga kongres yang sudah berlangsung akan terus kami jadikan evaluasi di masa mendatang.” Ujar Kurnia.

    Kurnia menambahkan, bahwa kembalinya BPK ke sistem KPUM didasarkan pada salah satu pengalaman di sistem BPK sendiri. Dimana saat debat kandidat dinilai kurang kondusif, dan kurang fokusnya kerja pada tiap fakultas, oleh sebab BPK lebih terpusat. “Pengalaman di sistem BPK kemarin itu waktu debat kandidat sangat tidak kondusif dan juga partisipasi mahasiswa sangat kurang, padahal untuk publikasinya sudah gencar,” tambahnya.
   
    Sudah 3 minggu-an berlalu, kondisi Covid-19 belum juga mereda sehingga tidak memungkinkan jika kegiatan Kongres tetap diadakan seperti sebelumnya. Beberapa kegiatanpun banyak yang diundur atau bahkan dibatalkan. Aji Binawan selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Institut (DEMA-I) menanggapi hal tersebut. “Karena adanya wabah COVID-19 ini berakibat pada kurang relevannya apabila kongres diadakan secara offline,” jelasnya.
   
    Hasil koordinasi sementara antara DEMA-I dan SEMA-I, Kongres akan diadakan secara online. Namun seperti apa sistemnya belum diketahui, karena tidak memungkin juga jika harus mengumpulkan mahasiswa untuk melakukan Kongres di tengah-tengah situasi seperti yang sekarang ini.

    Aji mengaku sudah mengantongi dukungan dari Syaifullah, Wakil Rektor III selaku bagian kemahasiswaan Syaifullah jika nantinya Kongres IV RM IAIN Ponorogo ini diadakan secara online. “Kemarin kita dari DEMA-I dan SEMA-I juga sudah berkoordinasi dengan Warek  dan beliau mendukung , tinggal menunggu SEMA-I koordinasi dengan SEMA-F,” tutur Aji. 

    Berbicara tentang koordinasi SEMA-F dengan SEMA-I, Kurnia mengaku belum bisa member keterangan lebih lanjut. “Sementara ini masih dirembuk seperti apa baiknya kongres nanti,” tuturnya.
   
    Seperti apa nantinya Kongres akan dilaksanakan seakan belum menemukan titik terang. Iqbal selaku ketua SEMA-I pun menyampaikan bahwasannya belum bisa memutuskan pelaksanaan Kongres nantinya. “Sementara Kongres belum bisa saya putuskan mau dilaksanakan seperti apa, ini masih dirundingkan. Mengingat situasi juga seperti ini,” jelasnya.

    Walaupun tidak bisa tatap muka atau diskusi secara langsung, tetapi koordinasi via online (daring) masih terus berjalan. Nuke menyampaikan harapannya terkait Kongres di tengah pandemi seperti sekarang ini. “Saya harap di kondisi seperti ini kita saling kerjasama, saling support,” harapnya.


Reporter: Anggi, Titah, Zelfany


No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.