Iklan Layanan

Cuplikan

Independen, Pagar Kecurangan Kongres

Ilustrator: Dendy

Opini oleh: Shery


    Kongres merupakan salah satu agenda besar bagi mahasiswa. Demi kelancaran acara, maka perlu adanya volunteer yang bersedia membantu berjalannya Kongres tersebut. Oleh karena itu DEMA IAIN Ponorogo membentuk timsel yang anggotanya yaitu dari DEMA dan Timsel tersebutlah yang menyeleksi calon anggota KPUM (Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa). Ditingkat Institut terbentuk KPUM-I sedangkan di tingkat fakultas ada KPUM-F. Lalu pertanyaannya, apa seluruh anggota KPUM sudah benar-benar independen?

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Independen memiliki arti  (1) yang berdiri sendiri; yang berjiwa bebas; (2) tidak terikat pada pihak lain: organisasi kemasyarakatan itu tetap bersikap --, tidak larut dalam kekuasaan. Dapat diambil kesimpulan bahwa  independen itu merdeka, bebas dan tidak terikat pada suatu pihak sehingga akan menghasilkan sesuatu sebagaimana yang sebenarnya.

    Berbicara tentang independensi, hal tersebut sangat diperlukan dalam setiap pemilihan, khususnya pada Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Pemira) kali ini. Gunanya yaitu untuk mengantisipasi kecurangan dari berbagai belah pihak, kan bisa juga anggota KPUM itu lebih dominan atau menitikberatkan pada suatu organisasi intra yang pernah diikutinya demi membawa nama baik jurusan ataupun fakultasnya. Ataupun seorang anggota KPUM tersebut telah dilobby oleh yang mencalonkan diri sebagai calon ketua HMJ, SEMA maupun DEMA. Jika KPUM tidak independen, hal ini juga tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Menurut saya, independensi penyelenggaran pemira merupakan hal yang sangat penting, karena penyelenggara Pemira membuat dan melaksanakan keputusan yang dapat memengaruhi hasil Pemira.

    Anggota KPUM FUAD semua berasal dari jajaran HMJ, seperti yang dikatakan oleh Aris Prabowo (ketua Timsel FUAD). “Setelah saya lihat berkasnya, ternyata yang daftar KPUM Fakultas FUAD semuanya ikut HMJ,” jelasnya.

    Hal yang sama terjadi di Fasya dimana semua anggota KPUM-nya juga dari jajaran HMJ. Pastinya ini membuat mahasiswa bertanya-tanya perihal keindependensiannya. Maka perlu adanya kemampuan penyelenggara pemira dalam menjaga keindependensian dan profesionalitasnya agar tidak mudah terintervensi kekuatan manapun. Sehingga bisa menghindari gesekan-gesekan, karena ketika penyelenggara Pemira melakukan keberpihakan kepada salah satu peserta Pemira, akan menjadi sumber konflik yang akan berimbas pada kekisruhan penyelenggaraan Pemira.

    Mengingat bahwa mahasiswa sebagai agen of change, maka sudah semestinya menjunjung tinggi tonggak keadilan dan kejujuran. Begitupun dalam Pemira ini, seharusnya para anggota KPUM wajib bersikap adil, terbuka, jujur dalam kewajibannya sebagai penyelenggara pemira dan memastikan terjaga serta terjaminnya suara dari setiap pemilih. Sehingga juga dapat terpilih ketua sesuai dengan yang diharapkan.

    Saya sebagai mahasiswa berharap Kongres tahun ini berjalan lancar dan bisa melibatkan seluruh mahasiswa.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.