Terop Kurang, Maba Tidak Kondusif
Pengenalan Budaya Akademik dan
Kemahasiswaan (PBAK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo merupakan
kegiatan awal memasuki kampus yang harus diikuti oleh semua mahasiswa baru. PBAK di
IAIN Ponorogo bertujuan untuk mengenalkan
lingkungan kampus sebagai lingkungan akademisi serta memperkenal etika yang
berlaku di dalamnya. Demi kenyamanan dan kelancaran acara, fasilitas perlu
dipenuhi, khususnya bagi mahasiswa baru. Akan tetapi, penataan tempat yang
belum maksimal menyebabkan sebagian mahasiswa baru tidak merasakan kenyamanan
tersebut pada hari pertama PBAK 2019 ini.
Tahun ini, penataan tempat ketika penyampaian materi PBAK Institut diubah. Jika tahun
lalu penempatan panggung menghadap ke selatan dan semua peserta menghadap ke
utara, kini panggungnya menghadap ke barat (gedung FASYA) dan pesertanya berada di depan, kanan dan kiri panggung.
Perubahan ini merupakan evaluasi dari tahun
kemarin. Saat tempat duduk Maba (Mahasiswa Baru) yang memanjang, mengakibatkan
Maba yang berada di belakang tidak dapat mendengarkan dan memperhatikan dengan
jelas mengenai apa yang disampaikan oleh pembicara di depan. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Aji Binawan Putra, ketua
DEMA Institut. “Iya dulu kan panggung di sebelah utara sehingga yang di belakang
terlalu jauh dan di waktu penyampaian materi akan lebih faham ketika terlihat
dari semua sisi,” ungkap Aji.
Perubahan penempatan tempat PBAK ini
bukan berarti tanpa masalah. Pada tahun lalu, pemasangan terop bisa menyeluruh sampai mepet teras gedung FUAD maupun FASYA,
namun tahun ini jarak antara terop
dengan gedung terlihat luas. Penempatan panggung yang berada di depan gedung
FUAD membuat bagian kanan dan kiri panggung masih longgar, namun tidak ada teropnya, sehingga ketika hari mulai
terik, Maba yang tidak mendapat naungan terop
harus berpindah ke teras-teras gedung FASYA dan FUAD. Sehingga, Maba tidak
kondusif lagi.
Hal inilah yang
menjadi keluhan bagi Maba pada PBAK kali ini. Seperti yang disampaikan Fadhilah
Insirani, mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), “kemarin saya pikir itu PBAK-nya di gedung dan nyaman, eh ternyata di
outdoor kayak gini trus teropnya cuma segini, kita kan jadi kepanasan karena
nggak kebagian terop, agak kecewa saya,”
jelasnya.
Sementara mahasiswa yang diarahkan untuk
pindah tempat juga menyampaikan keluhannya. Mereka tidak bisa fokus
mendengarkan materi, mereka lebih memilih berbincang dengan temannya ataupun
bermain HP. “Ya sebenarnya nggak papa sih dipindah ke teras biar nggak kepanasan,
walaupun disini nggak bisa fokus karena temen temen juga rame sendiri, dan ada
juga yang mainan hp,” terang Inggar Wahyu mahasiswi baru
jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI).
Evi Fitria Maba jurusan Tadris IPS
menyampaikan harapannya agar panitia segera mengatasi permasalahan ini, karena
tidak sedikit yang merasakan kepanasan akibat kurangnya terop. “Kami berharap panitia
menambah teropnya, agar kita nggak kepanasan seperti ini,” ujar Evi.
Melihat dari jumlah
mahasiswa, terop yang terpasang belum cukup untuk memenuhi kuantitas mahasiswa
baru. Panitia sudah memesan pada penyewa terop agar terop yang akan dipasang memenuhi depan gedung FUAD dan
FASYA. Namun, sehari sebelum
pembukaan PBAK, ternyata terop belum terpasang seperti yang diinginkan. Satu hari sebelum PBAK, pihak penyewa terop
baru memberi tahu bahwa sudah
menjanjikan teropnya untuk pernikahan. “Kemudian panitia mendapat
alternatif tapi tidak ada tenaga yang memasang. Tenaga pemasangan Terop
sanggupnya setelah dzuhur,” terang Mambaul, selaku wakil ketua panitia PBAK.
Tambahan terop dipasang
di utara dan selatan panggung setelah dhuhur. Hal ini mengurangi keluhan dari
Maba yang kepanasan. Seperti yang disampaikan oleh Elfa Anira Maba jurusan
Ekonomi Syariah. “Panitia sangat peduli
yang segera mendatangkan terop,” ujarnya.
Mengenai permasalahan tersebut, Aji menyampaikan
harapannya agar PBAK selanjutnya bisa lebih maksimal lagi. “Semoga
dari permasalahan ini bisa dijadikan pelajaran untuk PBAK tahun depan dan
semoga PBAK bisa lebih dimaksimalkan
lagi,” terang Aji.
Reporter: Zanida, Dhamuri, Jannah
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.