Pembukaan PBAK 2019: Maba Diimbau Cinta Tanah Air
Ponorogo
(08/05/19), Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN
Ponorogo digelar. Sejumlah 2.888 mahasiswa baru mengikutinya di Kampus II IAIN
Ponorogo. PBAK tahun ini mengangkat tema “Moderasi Islam dengan Spirit
Pergerakan Mahasiswa untuk Keutuhan NKRI.”
Agenda
pembukaan diawali dengan apel pagi kemudian dilanjutkan dengan orasi yang
dimulai pada pukul 06.10 WIB. Orasi yang disampaikan sesuai dengan tema PBAK
tahun ini. Aji Binawan Putra selaku ketua DEMA-I menekankan bahwa Mahasiswa
harus mempunyai ideologi pancasila, jiwa patriot
yang kuat dan menjaga keutuhan NKRI. “Mahasiswa dengan ideologi yang kuat menjaga
keutuhan NKRI, dan hari ini ada lebih dari 2000 mahasiswa yang nantinya
meneruskan perjuangan para pahlawan.” ujarnya.
Senada
dengan itu Abdul Rohman selaku wakil ketua DEMA-I mengatakan bahwa mahasiswa
harus siap menjaga NKRI. “Jika mahasiswa tidak cinta NKRI mau jadi apa? Maka
dari itu mahasiswa harus siap menjaga NKRI,” ucap lantang dalam
orasinya.
Terakhir
Mohammad Amrulloh Iqbal Alma’ruf ketua SEMA-I
menyampaikan bahwa mahasiswa harus mampu membuktikan bahwa mereka bisa
menciptakan perubahan dan harus mampu meneruskan dalam menjaga keutuhan NKRI tidak hanya omong
kosong saja. “Buktikan kalian orang-orang yang bisa menciptakan perubahan.”
Terangnya.
Acara
tersebut berjalan dengan lancar meskipun masih terdapat kendala. salah satunya adalah
kurangnya fasilitas untuk peserta terbukti dengan banyaknya peserta yang
kepanasan sehingga posisi duduk tidak beraturan dan suasana tidak
kondusif.
Akan tetapi, kendala tersebut tidak mengurangi
antusiasme para peserta. Seperti yang dikatakan oleh Sofa, Maba dari jurusan
Manajemen Pendidikan Islam, “Saya sangat senang sekali karena di PBAK kali
ini bisa kenal dengan banyak teman, meskipun kepanasan pun saya sangat
antusias.” ujarnya.
Lain
halnya dengan Bayu, Maba dari jurusan Hukum Keluarga Islam. Ia tidak begitu
antusias mengikuti PBAK. “Sebenarnya saya, tidak begitu mau mengikuti PBAK,
tapi berhubung wajib yaa terpaksa, harus mengikuti,“ ujarnya.
Tidak
hanya itu, Bayu juga mengungkapkan bahwa PBAK adalah ajang balas dendam oleh
panitia kepada peserta. “Kalau panitia kelihatanya balas dendam mas, karena
dahulu mungkin diberi perlakuan semacam hukuman,“ ujarnya.
Reporter: Diyani,
Utami, Rista, Syamsul
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.