Iklan Layanan

Cuplikan

PBAK Fakultas: Kendala Teknis Belum Tuntas

IAIN Ponorogo- Selasa (14/08/2018) PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) memasuki hari Kedua. Para peserta PBAK dibagi sesuai dengan fakultas masing-masing. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) bertempat di Graha Watoe Dhakon, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) bertempat di GOR Ma’had Ulil Abshor, Fakultas Syariah (FASYA) bertempat di gedung Indrakila dan Fakultas Ushulludin Adab dan Dakwah FUAD) bertempat di gedung baru kampus II. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala teknis dari masing-masing fakultas tersebut
Bermula dari FEBI, menurut ketua DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) FEBI, Aji Binawan Saputra, mahasiswa jurusan Perbankan Syariah semester 5, memaparkan mengenai gangguan teknis di fakultasnya yaitu kekurangan konsumsi bagi undangan yang hadir karena tidak sesuai dengan rencana. “Kemarin kan yang direncanakan cuma 3 orang dari Ketua Jurusan, 3 orang dari wakil dekan dan satu orang dari Dekan, tetapi hari ini ada banyak karyawan yang hadir sehingga konsumsi kurang. Untungnya panitia menyediakan lebih buat konsumsi, cuma pengemasannya saja yang mendadak,ujar Aji.
Selanjutnya pelaksanaan PBAK di FATIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) juga mengalami kendala teknis. Hal ini dibuktikan dari segi persiapan dan waktu tergolong  singkat. Saiful Abdullah selaku DEMA FATIK juga mengungkapkan kendala yaitu kurangnya koordinasi panitia PBAK dari dosen dengan panitia PBAK dari mahasiswa. Terdapat kesalahfahaman dalam kegiatan TM (Technical Meeting) sebelumnya yang diadakan tiga hari berturut-turut. Kesalahfahaman ini disebabkan karena kurangnya koordinasi dan komunikasi dari panitia pihak dosen dengan panitia mahasiswa. Kegiatan TM yang diadakan sempat dinilai ilegal oleh Kasnun, selaku WADEK 2 FATIK. “Kendala dari panitia dosen dan mahasiswa panitia PBAK kurang koordinasi. Koordinasi hari ini dari dosen ke mahasiswa belum tuntas. Pas TM terdapat kesalahfahaman dari Wadek 2 bapak Kasnun katanya TM itu ilegal. Dosen hanya menginstruksikan, tidak langsung terjun ke lapangan. Saya menyayangkan kegiatan ini miss-komunikasi, ujar Saiful mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester 5 itu. 
Saiful juga menjelaskan terkait masalah yang dihadapi yaitu kurangnya persiapan dari panitia dalam mengatur MABA. “Pengondisian panitia dari jumlah MABA FATIK yang banyak dan persiapan dari panitia pun kurang karena waktu yang singkat dan kegiatan padat” tambahnya.
               Sedangkan di PBAK FASYA terganggu dengan keterlambatan pemateri karena Miftahul Huda selaku Ketua Jurusan Ahwal Syakhsiyyah dan Muhammad Munir selaku Dekan FASYA tidak menerima undangan secara formal. Hal itu dibenarkan oleh Miftahul Huda yang juga dosen pengisi materi, “Suratnya dibawa pak Mukhlas, ya saya cuma diberi tahu saja, kerena belum dapat surat resmi, seharusnya secara resmi diletakkan di meja saya, mungkin belum datang. Lucunya lagi pak Dekan belum dapat suratnya,” tutur Dekan FASYA tersebut sambil sedikit tertawa.
Hal ini ditanggapi oleh Muh. Mukhlas selaku Wakil Dekan  III FASYA sekaligus pengisi materi. Ia mengatakan, “sebenarnya suratnya semua itu dititipkan ke saya, meski belum saya letakkan di mejanya tetapi sudah saya sampaikan secara lisan”, tuturnya.
 Terkait adanya permasalahan mengenai surat yang belum didistribusikan kepada perwakilan dosen hal itu mendapat tanggapan dari pihak panitia. Salah satunya dari Septiana, mahasiswi semester 3 jurusan Muamalah. Ia mengatakan, “Koordinasi panitia sepertinya sudah mantab tapi kalau undangan dosen-dosen itu ada yang belum tahu nomornya”, jelas panitia divisi ibadah itu.

Disisi lain PBAK FUAD pun juga mengalami masalah berupa kemoloran agenda materi dikarenakan pemateri dalam hal ini pihak Dekanat sedang mengisi acara Visi dan Misi di Fakultas. Akan tetapi, acara tetap berlangsung ketika pemateri hadir di area PBAK FUAD. Menjelang siang, suasana mulai tidak kondusif. MABA banyak yang membuat forum dalam forum, ketiduran karena mengantuk, dan juga bermain handphone. Panitia tidak melakukan banyak tindakan untuk pendisiplinan. MABA yang bermain handphone hanya diancam diambil handphone-nya tanpa adanya tindakkan yang nyata. Hal ini diungkapkan oleh Zeni Lina Zahrina salah satu MABA jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), jika MABA yang tidak memperhatikan hanya ditegur tanpa tindakan lanjutan.  "Ada kontrak forumnya tetapi banyak yang melanggar. Handphone bakal disita panitia jika ketahuan main lagi, tapi itu hanya sebatas ancaman,” ucap MABA tersebut. (Straight.Lia, Ririn, Eka, Icha, Umi.Magang)

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.