Iklan Layanan

Cuplikan

Ide Kreatif Dibutuhkan Sebagai Donasi Penyumbang Inovasi PBAK


Opini oleh Avin Sri Santoso



PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) adalah awal pengenalan ruang lingkup kampus beserta isinya. Didalam PBAK mahasiswa ‘baru’ dibekali proyeksi umum tentang kondisi kampus serta materi-materi yang bertujuan untuk membangkitkan pola pikir mereka. IAIN Ponorogo turut meaksanakan PBAK Institut pada Senin (13/08/2018) yang dilaksanakan di kampus 2, Desa Pintu Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Proses penyelenggaraan PBAK memerlukan pembentukan secara struktural terdiri dari mahasiswa dan dosen. Mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan sedangkan dosen sebagai pengawas dan koordinator. Dalam hal ini panitia PBAK memiliki kendala yakni minimnya persiapan dikarenakan jeda waktu antara pelantikan OMIK (Organisasi Mahasiswa Intra Kampus) dengan PBAK hanya selisih 2 hari saja. Meskipun kemungkinan konsep telah dirancang langsung pasca kongres pada 27 Juli lalu, namun tetap saja untuk menciptakan sebuah konsep agenda PBAK diperlukan waktu lama. Hal ini diungkapkan oleh Adie Handika selaku Presiden Mahasiswa, “Dalam pembentukan panitia serta persiapan PBAK terlalu mepet, hal ini terjadi karena jadwal antara kongres dengan acara PBAK berdekatan sehingga panitia kewalahan.”

Hal ini dapat dilihat dari konten yang terpaku pada PBAK tahun lalu. Sehingga materi yang disampaikan kurang lebih sama dengan PBAK 2017. Hanya materi pokok saja atau secara umum yang disampaikan seperti halnya ke-Islaman, ke-Indonesiaan, membendung radikalisme, keorganisasian serta kemahasiswaan.

Akan tetapi materi tambahan yang mampu memproyeksikan nalar berpikir kritis kepada mahasiswa baru belum ditemui. Seharusnya panitia memberikan materi tambahan sebagai pembeda dari PBAK tahun sebelumnya. Misalnya konten tentang pengembangan pola pikir yang dinamis, kreatif dan kritis agar menggugah semangat perjuangan dalam menghadapi era milenial. Berdasarkan contoh tersebut bahwasanya materi tambahan lebih mengena kepada calon mahasiswa karena saat ini mahasiswa sedang menjalani sebuah era yang disebut milenial.

Sehingga mereka tidak hanya mendapat materi pokok namun mendapatkan materi tambahan yang menarik, serta dapat membangkitkan spirit mahasiswa yang sesuai pada tema PBAK Institut yaitu “Spirit Gerakan Mahasiswa Pembela Bangsa dan Penegak Agama”.

Kesiapan panitia dinilai kurang maksimal dengan alasan mepetnya jadwal kongres dengan pelaskanaan PBAK. Hal ini mengakibatkan agenda PBAK berlangsung sama seperti tahun sebelumnya tanpa adanya inovasi dari panitia. Dapat dilihat seakan konten materi yang disampaikan pada PBAK Institut pun kurang lebih sama tanpa adanya pengembangan. Pada hakekatnya sukses tidaknya sebuah kegiatan bukan hanya dipatok pada acara yang sesuai rencana saja. Akan tetapi ada hal urgen lainnya yaitu substansi PBAK yang berbobot dari kegiatan itu sendiri

Terakhir, dalam PBAK tidak hanya menyelesaikan tugas, namun lebih dari itu. Ide-ide kreatif dari setiap elemen panitia sangatlah membantu dalam terlaksananya suatu acara. Sehingga tidak hanya selesai begitu saja namun dapat meninggalkan memori yang berkesan bagi calon mahasiswa. Semoga PBAK masih memiliki esensi yang sesuai dengan latar belakang diselenggarakannya agenda besar tersebut. Sehingga konten yang disampaikan lebih ada greget dan menarik daripada sekedar hanya menjalankan program tanpa memikirkan dampak dan hasil yang akan dicapai. Ide kreatif masih sangat dibutuhkan sebagai 'donasi' penyumbang inovasi dalam PBAK.

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.