Iklan Layanan

Cuplikan

LAUNCHING IAIN PONORGO HADIRKAN MENAG RI



lpmalmillah.com, PONOROGO (10/05/17)- Seminar Nasional dan Launching IAIN Ponorogo dihadiri oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin. Acara tersebut berlokasi di kampus 2 IAIN Ponorogo, desa Pintu, kecamatan Jenangan Ponorogo. Turut hadir pula Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur dan Jawa Tengah, Kementrian Agama Provisi Jawa Timur, Bupati Ponorogo, Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Ponorogo, Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan swasta se-Indonesia, serta dosen dan mahasiswa IAIN Ponorogo.
      Kedatangan Menteri Agama pada pukul  10.00 WIB disambut meriah oleh jajaran tamu undangan, mahasiswa serta civitas akademik IAIN Ponorogo. Turut dimeriahkan juga oleh tari Jatil dari UKM Pramuka. Bupati Ponorogo, Ipong Mukhlishoni, juga ikut andil dalam menyambut dengan mengalungkan bunga sebagai tanda selamat datang kepada Menteri Agama. Tujuan kedatangannya adalah untuk meresmikan IAIN Ponorogo dan dua gedung baru serta peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung Syariah.
        Rentetan acara Seminar Nasional dan Launching IAIN Ponorogo dimulai pada pukul 10.10 WIB. Sambutan pertama disampaikan oleh rektor IAIN Ponorogo, Maryam Yusuf. Dalam sambutannya ia mengutarakan terimakasih atas kedatangan Menteri Agama dan tamu undangan. Ia juga mengatakan alih status dari STAIN ke IAIN dilakukan berdasarkan peraturan presiden no. 75 tahun 2016, dan pelantikan rektor pada tangal 1 Februari 2017. “Alih status ini merupakan prakarsa dari Menteri Agama Saifuddin Zuhri, kami berbangga bisa diresmikan oleh anak beliau”, ujar Maryam.
        Selain acara Launching IAIN ponorogo, Menteri Agama juga akan meresmikan dua gedung baru, yakni gedung Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Masing-masing gedung memiliki luas 5.120 m2 dan dibangun dengan anggaran 34 milyar 500 juta rupiah yang diperoleh dari Kemenag. Pada tahun ini untuk pembangunan gedung baru (Syari’ah) anggaran didapatkan dari Surat Berharga Syariah Negara.
           Ipong Mukhlisoni selaku bupati Ponorogo turut menyampaikan sambutannya. Dia menyatakan bahwa Ponorogo sangat bangga menyambut alih status STAIN menjadi IAIN ini. Menurutnya keberadaan IAIN yang dulunya STAIN sangat penting dan berharga. Karenanya banyak tokoh lahir terutama di bidang agama.  Bupati Ponorogo yang biasa disapa pak Ipong mengatakan, "IAIN Ponorogo ini bagi saya adalah Perguruan Tinggi terbesar di Ponorogo. Alih status ini tentu akan meningkatkan peran dan fungsi kampus di Ponorogo khususnya dan Indonesia."
          Dalam acara itu Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan rasa syukur bahwa perguruan tinggi keagamaaan Islam Negeri Indonesia berkembang cukup pesat. Menurutnya, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kurang lebih 56 Perguruan Tinggi Agama di bawah kendali Kemenag, dari keseluruhan jumlah 629 Perguruan Tinggi Agama di Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang senantiasa religius, meski bukan negara agama tertentu, tetapi kita bukan negara sekuler, yang memisahkan agama dan negara.
        Selain itu, Lukman yang juga alumni Ponpes Gontor mengatakan bahwa pondok pesantren adalah basis dari pendidikan Islam, yang seterusnya mengembangkan diri dalam bentuk madrasah. Pada akhir tahun 50-an, pemerintah mengembangkan PTAIN sebagai wadah pendidikan agama yang lebih tinggi dari madrasah dan pondok pesantren. Dia berpesan dalam sambutan tersebut, khususnya pada civitas IAIN Ponorogo untuk mensyukuri keberadaan dua gedung, menjaga, memelihara dan merawat dengan baik, juga memastikan manfaatnya secara maksimal.
           Dalam Launching IAIN sekaligus seminar nasional yang bertemakan “Revitalisasi Pendidikan Islam Multikultural Dalam Bingkai Moderat”, Lukman memaparkan Realitas alam semesta ini adalah keberagaman, manusia tidak dituntut untuk menyeragamkan, tapi menerima keberagaman, menuntut kearifan, dan mengambil sisi-sisi positif. Maka dari itu, para pendahulu mengembangkan agama Islam atas keberagaman, dan sikap moderat adalah sikap yang mengayomi keberagaman dan tidak ekstrim. “Yang perlu kita bangun di tengah masyarakat adalah solidaritas. Rasa percaya di tengah keberagaman dan merasa kita adalah saudara sebangsa,” terang Lukman.
         Setelah menyampaikan sambutannya, Lukman Hakim memotong pita sebagai peresmian gedung dan menuju ke halaman untuk melakukan peletakan batu pertama gedung Fakultas Syari’ah. “Saya mengapresiasi civitas akademika IAIN Ponorogo dan pemerintah daerah serta semua pihak yang telah mendukung berdirinya dua gedung dan sebentar lagi gedung yang ketiga ini,” pungkas Lukman setelah prosesi peletakan batu pertama.
          Agung Eko Purwana selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah mengatakan bahwa pengalihan status IAIN dan peresmian gedung ini menjadi proses kampus menuju peradaban yang lebih baik. Tentu hal itu dapat terwujudkan dengan proses yang panjang dan kerjasama maksimal antara mahasiswa, dosen dan seluruh civitas akademika IAIN Ponorogo. “Kita semua membutuhkan proses untuk berubah, tapi yang penting kita selalu berusaha menyesuaikan mindset sesuai dengan wadahnya,” jelas Agung saat kami wawancarai seusai acara.
_____________________

Reporter: Azka, Arini, Alwi, Aji






No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.