Iklan Layanan

Cuplikan

Terpinggirkan, Sektor Pertanian Kurang Penting(?)

 

(Foto: Lia)

Opini oleh: Siti

Sudah jadi informasi umum bahwa Kecamatan Pudak terkenal akan susu sapi perahnya, termasuk Desa Pudak Kulon. Keuntungan yang menjanjikan dari susu sapi perah membuat masyarakat Desa Pudak Kulon lebih berfokus pada sektor peternakan daripada sektor pertanian. Akan tetapi, bukan berarti semua masyarakat Desa Pudak Kulon bisa lepas dari pertanian. Masih ada sebagian kecil masyarakat desa ini yang tetap bertahan di sektor pertanian, meskipun terkadang keuntungan yang didapat masih tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Alasannya karena keadaan geografis yang sangat mendukung untuk menanam sayur dan sayang apabila hanya dibiarkan menganggur, seperti yang dialami Serman, salah satu petani di Desa Pudak Kulon. Ia tetap menggarap ladangnya untuk ditanami sayur, walaupun sering mengalami kerugian. “Ditanami saja daripada ladang menganggur, soalnya kalau dianggurkan pun juga tetap membayar pajak,” ujar Serman.

Selain itu, keadaan geografis ini juga mampu membuat hasil pertanian sayur memiliki kualitas tinggi. Hal itu terbukti dengan hasil petani sayur yang mampu memenuhi permintaan pasar di daerah Ponorogo dan sekitarnya. Sayangnya, potensi itu belum diimbangi dengan usaha pendistribusian atau pemasaran yang maksimal. Di mana, selama ini pendistribusian dilakukan secara asal-asalan, hanya sekadar yang penting sayur bisa laku. Hal itu mengakibatkan harga sayur turun saat kelebihan pasokan atau stok sayuran melimpah. Padahal, melimpahnya hasil sayur ini seharusnya menjadi sebuah keuntungan bagi masyarakat, khususnya petani, bukan malah menjadi sebuah masalah.

Sama halnya yang diungkapkan Madi Utomo selaku Ketua Kelompok Tani bahwa harga komoditas sayur di Desa Pudak Kulon mengalami penurunan harga ketika panen raya. “Setiap panen raya, ibaratnya di sini panen daun bawang dalam jumlah yang banyak, semua petani memanen daun bawang serentak, jadi harga langsung turun. Biasanya kalau pasaran sepi, harga sampai Rp 6.000, kalau pas panen raya harga dari Rp 1.500 sampai Rp 2.000,” ungkap Madi.

Namun, jika masalah pendistribusian ini mendapat perhatian sekaligus solusi dari pemerintah Desa Pudak Kulon, maka masalah seperti di atas tidak akan sampai terjadi. Seperti halnya pemerintah yang seharusnya tidak hanya mengandalkan pasar dari luar daerah Ponorogo sebagai tempat utama pemasaran. Sebab, selama ini petani menjual hasil produksinya kepada pedagang Desa Pudak Kulon. Kemudian, hasil itu akan dijual kembali ke pedagang luar daerah. Namun pada akhirnya, hasil pertanian yang sudah ke luar daerah itu dijual kembali ke Ponorogo. Hal itulah yang mengakibatkan keuntungan yang diperoleh petani menjadi sedikit dan tidak sebanding dengan usaha yang mereka kerjakan.

Padahal, seandainya desa memiliki jaringan relasi pendistribusian mandiri, mungkin petani bisa lebih yakin untuk meningkatkan produksi pada sektor pertanian, seperti sayuran. Masyarakat juga tidak perlu ragu-ragu terhadap potensi sayur yang mereka dapat hasilkan di kebun untuk bisa dipasarkan karena pemerintah desa sudah memberi jaminan pendistribusian maksimal dari produk mereka yang melimpah. Sehingga, mereka bisa memperoleh keuntungan lebih. Lantas, kenapa permasalahan pendistribusian itu belum terlaksana? Apakah pertanian sayur dianggap kurang penting? Apakah sektor peternakan lebih utama dibandingkan pertanian sayur? Padahal, kalau kita telisik lebih dalam, sektor peternakan sendiri pun tidak ada jaminan keuntungan yang stabil. Apalagi saat ini terdapat penyakit mulut dan kuku yang menyerang sektor peternakan.

Dikutip dari laman undip.ac.id, drh. Dian menyampaikan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus family Picornaviridae yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Adanya penyakit yang tengah menjangkit peternakan ini mengakibatkan kualitas susu menurun. Akibatnya susu tidak bisa dipasarkan dan harus dibuang begitu saja. Jika situasi ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrak susu sapi tidak puas dan akhirnya berhenti mengontrak hasil susu dari Desa Pudak Kulon. Sehingga, suatu saat pendistribusian susu akan mengalami masalah yang sangat serius.

Di sisi lain, masih ada juga masalah yang masih membelenggu desa yang sampai sekarang orang lain pun juga terkena getahnya, yaitu kotoran sapi yang belum maksimal pemanfaatannya. Karena dampak dari kurangnya pemanfaatan kotoran sapi ini mengakibatkan munculnya protes dari warga lain yang tinggal di daerah lebih rendah. Munculnya berbagai problematika pada sektor peternakan saat ini membuat sektor pertanian menjadi salah satu solusi yang mungkin bisa mengatasi. Pilihan untuk turut memaksimalkan sektor sayur dan memperhatikan perawatan hingga pemasarannya patut dipertimbangkan. Selain karena keadaan geografisnya yang mendukung, para masyarakat Desa Pudak Kulon sendiri sudah tak asing lagi dengan pertanian.

PJTD 2022

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.