Iklan Layanan

Cuplikan

Pertanian Sayur Pudak Kulon: Potensial tapi Minim Perhatian

 

(Foto: Siti)

Desa Pudak Kulon yang terletak di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo saat ini dikenal masyarakat luas dengan sektor peternakan di bidang susu sapi perah. Namun, terdapat sektor lain yang juga memiliki potensi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, yaitu pertanian sayur. Hal itu dapat dilihat dari adanya petani sayur yang menghasilkan produk melimpah dan berkualitas tinggi.

Namun, dalam pendistribusiannya, produk sayur justru lebih banyak dikirim ke beberapa daerah di luar Ponorogo. Siti selaku salah satu pengepul sayur Desa Pudak Kulon mengungkapkan bahwa dia memasok sayur dari petani desa yang kemudian dia jual kembali ke berbagai daerah. Di mana, daerah tersebut justru termasuk daerah-daerah yang terkenal kualitas produk sayurnya. “Kami jualnya [sayur] ke daerah sekitar sini [Ponorogo] seperti Pasar Legi. Kita juga menjual ke daerah Madiun, Nganjuk, sama ke Magetan,” ujarnya.

Terjualnya sayur Pudak Kulon ke beberapa daerah tentu bukan tanpa sebab. Kondisi geografis yang mendukung, baik dari faktor tanah maupun iklim, membuat sayur dapat tumbuh dengan kualitas yang baik. Biasanya, petani menanam sayur seperti kubis, daun bawang, wortel dan buncis. “Di sini sayur yang biasa ditanam dan dijual itu seperti  kubis, daun bawang, wortel sama buncis,” ungkap Siti.

Akan tetapi, sektor sayur di Pudak Kulon tersebut kurang mendapat perhatian dari pemerintah desa. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Madi Utomo selaku Ketua Kelompok Tani Desa Pudak Kulon. Ia mengatakan bahwa pemerintah desa terlalu memperhatikan sektor peternakan sehingga sektor pertanian kurang terjamah. “Dari desa belum terlalu diperhatikan di sektor pertaniannya untuk sementara ini, dan pertanian seperti terpinggirkan karena banyak petani yang beralih ke peternakan,” ujar Madi.

            Madi juga menambahkan bahwa saat ini sektor pertanian di Desa Pudak Kulon berjalan secara mandiri, tanpa ada arahan apapun dari pemerintah. “Untuk sekarang pertanian di Desa Pudak Kulon ibarat jalan sendiri-sendiri, tidak diarahkan harusnya bagaimana. Hidup terserah, mati terserah,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Sujadi Eko Atmojo selaku Kepala Desa Pudak Kulon mengatakan bahwa alasan kurang memperhatikan sektor pertanian karena para petani dianggap sudah mampu mengelola pertanian secara mandiri. “Petani di sini sudah cukup pandai dalam pemanfaatan ladang secara tumpang sari sehingga ada beberapa macam sayuran dalam satu kali panen,” ungkapnya.

Meski demikian, kurangnya perhatian pemerintah terhadap pertanian berimbas kepada ketidakmampuan potensi sayur Pudak Kulon dalam menjamah pasar yang lebih luas, utamanya di daerah Ponorogo sendiri. Hal itu menyebabkan masyarakat Desa Pudak Kulon hanya bisa menjual hasil pertaniannya kepada pedagang desa sebelum pedagang di luar kota. Akibatnya, petani sayur memiliki penghasilan yang minim.“Kalau harga untuk jual komoditas wortel dari petani ke pedagang itu sekitar Rp 2.000,- sampai Rp 3.000,- perkilogram, sedangkan pedagang ke pasar itu seharga Rp 7.000,- perkilogram,” jelas Tukuni selaku pedagang Dukuh Toro, Desa Pudak Kulon.

Padahal, nantinya produk sayur yang dijual dari pedagang desa ke luar Ponorogo akan didistribusikan lagi ke Ponorogo. Namun, dengan harga yang lebih mahal dari harga jual pedagang desa. “Jadi sayur yang dijual dari Pudak itu didistribusikan ke luar kota juga, tapi seperti Magetan itu membeli sayur dari Pudak dan dijual lagi ke Ponorogo dengan harga yang lebih mahal,” ujar Boiman yang juga Ketua Kelompok Tani Desa Pudak Kulon.

Melihat adanya dampak ketidakmampuan distribusi mandiri oleh petani mendapatkan perhatian dari kelompok tani. Madi mengharapkan pemerintah desa untuk turut memperhatikan pertanian, terutama pada sektor sayur, seperti saat belum ada sektor peternakan. “Ya, harapannya ada bantuan dari pemerintah berupa apapun. Melihat kebutuhan petani apa saja, bukannya jika sudah terlihat bagus terus gak dilihat dalamnya kebutuhan petani itu sebenarnya apa,” ujarnya.

Hal tersebut ditanggapi oleh Kepala Desa Pudak Kulon. Sebenarnya pemerintah desa sudah memiliki wacana untuk membangun pasar sayur di Ponorogo dengan produk yang dipasarkan berasal dari Desa Pudak Kulon, baik sayur, susu maupun produk lainnya. Tapi wacana ini masih terhalang karena kondisi pertanian di Desa Pudak Kulon yang saat ini sedang menurun sehingga sayur yang dihasilkan pun menurun. Hal tersebut membuat pemerintah desa masih belum berani untuk membangun pasar khusus untuk petani sayur.“Kami masih belum berani untuk membuatkan tempat untuk itu [pasar sayur] karena jika suplainya dari desa sendiri kurang, bagaimana?” ungkapnya.

Reporter: Lia, Siti, Zulfa, Azizah

Penulis: Lia

PJTD 2022


No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.