Iklan Layanan

Cuplikan

Anggaran Dana PBAK, Panitia dari Mahasiswa Tidak Dilibatkan

    
Sumber gambar : www.murianews.com

    lpmalmillah.com - Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Ponorogo 2020 yang diselenggarakan selama tiga hari oleh pihak fakultas maupun institut tetap terlaksana, walaupun dialihkan secara online. Hal ini dapat berpengaruh terhadap dana yang dikeluarkan, karena bagaimana pun, dana merupakan salah satu hal yang sangat krusial dalam segala kegiatan, baik dalam kegiatan skala kecil maupun besar.

    Menilik dari laman http://www.lpmalmillah.com/2019/08/pengelolaan-dana-pbak-2019.html diketahui anggaran PBAK 2019 yang sudah dikeluarkan sejumlah Rp386.600.000,00. Sedangkan anggaran untuk PBAK 2020 sebesar Rp205.798.000,00. Dari sini dapat diketahui bahwa dana PBAK berkurang sejumlah Rp180.802,00, hal dikarenakan pelaksanaan PBAK  secara online.
    
    Dana tersebut dialokasikan untuk PBAK tingkat institut dan tingkat fakultas. Di tingkat institut sejumlah Rp128.164.000,00. Pembagian dana untuk fakultas terbagi menjadi empat, Fakultas Syariah (FASYA) sebesar Rp16.932.000,00; Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) sejumlah Rp25.918.000,00; Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) sejumlah Rp22.867.000,00; Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) sejumlah Rp11.917.000,00.

Sirkulasi Anggaran PBAK

    Pengajuan dana PBAK dilakukan oleh masing-masing fakultas, dengan cara mengajukan Rencana Anggaran Belanja (RAB) kepada pihak keuangan kampus. Setelah adanya kesepakatan, RAB tersebut diajukan ke Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) sesuai dengan jumlah yang diminta. 

    Setelah itu, satu minggu sebelum kegiatan dilaksanakan, dana yang dibutuhkan untuk PBAK sudah dicairkan oleh pihak keuangan kampus, dan diserahkan langsung ke fakultas maupun institut, karena telah memenuhi persyaratan dari KPPN. “Jadi jumlah keseluruhan dananya Rp205.798.000,00 itu sudah keseluruhan dan sudah kita kasihkan semua,” jelas Anam selaku Kabag Keuangan.
    
    Dana yang sudah diperoleh dari pihak keuangan, kemudian dialokasikan untuk pembelanjaan bahan dan operasional lainnya. “Untuk pembelanjaan bahan dan operasional, seperti banner, sertifikat, id card, konsumsi, reward, sewa kamera, sewa reyog, bisyaroh narasumber,” ungkap Anam.

    Ahmad Damar Samlani, ketua DEMA Institut memaparkan jumlah dana yang paling banyak dikeluarkan dalam kegiatan PBAK 2020. “Anggaran yang paling banyak dikeluarkan selama kegiatan PBAK yaitu untuk jas almamater dan juga recording di live youtube,” paparnya.
 
Ormawa Tak Tahu Menahu Anggaran

    Damar selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-Institut) mengaku jika tak tahu mengenai anggaran. “Di wilayah anggaran kita sama sekali tidak megang,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Damar mengaku jika tidak tidak dilibatkan mengenai penyusunan anggaran. “Secara rinci saya benar-benar tidak tahu, karena seharusnya kita diajak bicara dulu, kita sebagai (panitia) mahasiswa harusnya dilibatkan dalam masalah keuangan, tetapi pada kenyataannya sampai saat ini kita belum mengkaji pada wilayah itu,” ungkapnya.

    Hal itu dikarenakan secara kepanitiaan antara tahun ini dengan tahun lalu terdapat sedikit perbedaan. “Jika tahun lalu kepanitian benar-benar dari mahasiswa, namun tahun ini panitia PBAK juga bekerjasama dengan dosen, institut, SEMA-Institut, serta DEMA-Institut,” jelas Damar.

Penulis: Anggi

Reporter: Anggi, Nana, Rian

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.