Rony di Kampus Hijau
merdeka.com |
Oleh Nur Khayati
Sang
mentari telah tersenyum menyambut pagi hari. Bunyi berdering tepat di samping
Rony, bunyi tersebut ialah jam alarm yang sengaja Rony buat semalam. Dengan mata masih sangat mengantuk lelaki bernama lengkap Rony Febriyansyah tersebut berusaha
membuka mata yang ternyata
telah menunjukan pukul 06.00
WIB. Ia kaget bukan
kepalang, seharusnya
jam tersebut pengenalan
akademik di kampusnya sudah dimulai. Gawat !!
Tanpa basa basi Rony langsung menuju
kamar mandi tak jauh dari kamarnya. Sang bunda pun terkejut melihat Rony panik dan
buru-buru seperti itu. Padahal
bundanya telah membangunkan Rony sejak
pukul
04.00
WIB tetapi Rony malah
mengacuhkannya. Tak lama kemudian Rony pun keluar dari
kamar mandi, langsung
bergegas memakai seragam yang telah ditentukan. Terlihat dari jauh sang bunda
menyiapkan makanan di meja tetapi Rony tak menyentuh makanannya sama sekali dikarenakan
dia sudah terlambat.
Setelah
menghabiskan waktu 30 menit
lamanya, akhirnya Rony berhasil melewati kemacetan di
jalan. Terlihat dari pintu gerbang acara kegiatan sudah dimulai. Halaman
kampus yang terpadati ratusan calon mahasiswa telah rapi bak sekolah militer
tanpa ada suara apapun hening dengan posisi siap tangan mengepal dan pandangan
ke depan. Baru beberapa langkah dari gerbang terdengar suara instruksi yang
mengharuskan Rony untuk maju ke depan. Rasa gugup, keringat saling berderai
Rony berusaha memberanikan dirinya untuk dimintai keterangan alasan dia terlambat.
Matahari mulai terik. Panitia berjas hijau mendatangi
Rony dengan sorot mata tajam. Rony sudah gemetar di tempat sambil menundukkan
kepalanya. “Nama mu
siapa? Kenapa kamu datang terlambat? Bukannya kemarin waktu tehnical meeting
sudah dijelaskan dilarang terlambat?” Dengan suara lirih Rony mencoba jujur dengan kejadian hari ini. “Nama
saya Muhammad Rony Febriansyah. Maaf saya terlambat datang, dikarenakan saya
bangun tidurnya kesiangan. Saya berjanji tidak akan terlambat lagi” ujar Rony
dengan penuh rasa bersalah dan sedikit takut.
Kemudian
sang ketua pun akhirnya memaafkan kesalahan Rony dan mempersilakan untuk
menepati barisannya. Tetapi
Rony diberi teguran ringan dan hukuman menghafal beberapa surat al-Qur’an agar
tidak mengulangi kesalahan tersebut. Untung saja Rony berhasil melewati hukuman tersebut. Ini
adalah pelajaran berharga untuk Rony sendiri. Bahwasannya tepat waktu atau
disiplin itu sangat penting untuk di lakukan. Dan berusaha untuk tidak
terlambat lagi. Rony merasa lega karena di perbolehkan untuk kembali ke
barisannya.
Rony
mengikuti acara demi acara di Pengenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiswaan. Memiliki banyak
kenalan teman membuat Rony sangat semangat dan gembira mengikuti acara tersebut.
Ternyata banyak teman Rony yang berasal dari luar Jawa. Salah satunya ialah Rifky yang berasal dari Lampung Utara daerah
Waykanan. Ketika istirahat meraka berbincang-bincang mengenai asal tempat
tinggalnya, dan mulai
mengenal satu sama lain. Rifky lah salah satu teman yang menemani Rony
kemanapun, dalam suka maupun duka.
Raja
siang mulai memancarkan sinarnya, waktu istirahat telah tiba dan teman-teman
sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Rifky dan Rony duduk di bawah pohon
mangga yang tidak jauh dari halaman kampus. Semilir angin menyelimuti udara di sela-sela
percakapan mereka. “hei
Ron... gimana dengan perlengkapan yang kamu bawa saat ini, apakah sudah lengkap? Rony mengecek isi tasnya dan meneliti apa yang ia pakai satu persatu. “sebentar
aku liat dulu. Ohhhh ternyata sudah semua kok.” Kalau punya mu gimana? Sahut
Rony kembali. “Alhamdulillah sudah semua kok Ron,” ujar Rifky.
Setelah
itu meraka berdua kembali ke barisannya guna melanjutkan acara. Bersama semua
calon mahasiswa mereka berjalan untuk memasuki sebuah gedung tempat itu
digunakan sebagai pengenalan biografi kampus, sambutan-sambutan dari Dekan dan
jajarannya dilanjutkan dengan pertunjukan seni, dan pengenalan organisasi di
dalam kampus. Banyak organisasi yang memperkenalkan dan menunjukan bidang atau
tugas masing-masing setiap organisasi.
Setalah
hampir 8
jam acara berlangsung akhirnya puncak dari
acara penutupan
telah tiba.
Dengan iringan lagu dari salah satu UKM Musik di kampus para calon mahasiwa
mulai meranjakkan kaki nya keluar dari
gedung dengan rasa senang walau
sedikit
capek. Rony dan Rifky pun berjalan bersama untuk menuju tempat parkiran. “Duluan ya ron...!” ujar rifky. “oh
iya hati-hati di jalan sampai jumpa besok hehehehe.” Jawab Rony. “Jangan sampai
terlambat lagi ya.” Celetus Rifky sembari tersenyum. “Iya gak bakal telat lagi
kok,” sahut Rony. Dan akhirnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Rony senang bisa mengenal Rifky yang mau selalu
menemaninya. Sejatinya, Teman baik tidak hanya diukur dari seberapa lama kita
mengenal tetapi teman baik adalah orang yang selalu memberi tanpa
mengingat dan selalu menerima tanpa melupakan.
No comments
Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.