Iklan Layanan

Cuplikan

Memancing Nalar ‘Kritis’ Mahasiswa



Oleh Zanida Iqraminati

Pada abad 21 ini sudah masuk era Revolusi Industri 4.0, mahasiswa memang harus ditantang gelut menghadapi perang ideologi dengan berpikir kritis dan mampu memilah berita, ideologi, dan lain-lainnya. Kalau tidak bisa berpikir kritis bisa jadi akan terjerumus ke paham yang berbahaya seperti radikalisme dan lainnnya. Uhuhu yang kuat ya.
Di hari terakhir PBAK FATIK ada inovasi baru, yaitu orasi semi demonstrasi. Orasi yang hampir mirip demo ini bertujuan untuk menggali kekritisan mahasiswa. Inovasi tersebut pun berhasil membuat Maba (Mahasiswa Baru) ramai tidak karuan, sampai ada yang naik pitam. Uwuwu ngeri. Kejadian tersebut pun diwarnai oleh berbagai aspirasi para mahasiswa baru terhadap kating (kakak tingkat) dan kambing (kakak pembimbing) PBAK FATIK kali ini.
Saat PBAK, orasi menjadi momen langganan untuk memancing mahasiswa berpikir kritis. Selain itu, Maba juga bisa menyampaikan aspirasinya terhadap siapapun, mau pemerintah, kampus atau pihak-pihak lainnya. Jadi tidak bungkam, bukannya kritis itu HARAM. Eakkk.
Wadah mengasah nalar kritis mahasiswa baru kali ini melalui Orasi semi demo yang di FATIK tahun ini cukup mengesankan dan unik. Dikira demo padahal orasi. Dilihat baru orasi selama kurang lebih 15 menit saja Maba sudah memberontak dan teriak-teriak. Wow terkejut hati ini.
Namun dalam penyampaian aspirasi tentu juga ada etika, bukan hanya sekadar teriak-teriak saja. Misal, mengangkat tangan, lalu berbicara dengan lantang berbasis argumen yang baik dan sistematis.  Lawan argumen dari kating dengan membela yang bayar dianggap menyalahi aturan dan batasan yang ada.
Aspirasi dari mahasiswa itu sendiri merupakan kritik dan saran yang diberikan mahasiswa baru terhadap kepanitiaan PBAK. Agar mereka bisa memberikan contoh yang baik, sehingga mahasiswa baru bisa menerapkan contoh yang diberikan panitia.
Memberikan contoh yang baik itu perlu gak sih? Apalagi saat acara besar seperti PBAK? Ya anak zaman sekarang katanya Milenial praktis, apapun yang diinginkan dengan cara yang cepat dan instan. Mie instan aja masih direbus kok.
Orasi yang selama ini yang dilakukan panitia PBAK dalam keseluruhannya tetap bertujuan untuk melatih dan memancing nalar kritis mahasiswa. Nalar kritis mahasiswa harus dilatih sejak pertama mereka mamasuki dunia kampus, karena mahasiswa adalah agen of change, agen of social control, agen of intelectual.
Sebenarnya bukan hanya dalam orasi saja dalam mengasah dan memancing nalar kritis mahasiswa. Melalui seluruh materi seperti antropologi kampus dan kawan-kawan yang mereka dapatkan juga seharusnya dapat mengasah nalar kritis mereka. Agar nantinya saat menjadi mahasiswa, tidak hanya nrimo ing pandum apa yang jadi keputusan/kebijakan kampus bahkan senior sekalipun.
Mancing terus kapan dapat hasilnya sih. Hadeeh…

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.