Iklan Layanan

Cuplikan

Apa Jadinya PBAK Tanpa Modul?



Apa Jadinya PBAK Tanpa Modul?
Oleh Ariny


Masih dalam lingkup PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) yang berlangsung selama empat hari berturut-turut (28 s.d. 31/08/2017). Berbagai persiapan telah dilakukan oleh segenap panitia. Akan tetapi panitia banyak yang mengeluhkan mepetnya waktu pelaksanaan. Sehingga meskipun diusahakan semaksimal mungkin, hasil yang terlihat belum mencapai taraf maksimum. Dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA I) mengaku alih status kampus dan kemoloran pelaksanaan kongres kemarin menjadi hal yang mengakibatkan persiapan bagi kepanitiaan PBAK terkesan kurang.
Salah satu contoh ketidaksiapan itu terbukti dengan fenomena keterlambatan modul yang menjadi hak peserta PBAK. Fasilitas yang satu ini padahal telah dianggarkan dalam estimasi dana, akan tetapi akibat kurangnya persiapan modul pun masih mangkrak di percetakan. Sebenarnya apa fungsi modul bagi peserta? Mengapa fasilitas tersebut menjadi sesuatu yang perlu dipertanyakan?
Modul adalah buku panduan selama PBAK. Isinya berupa antropologi kampus dan deskripsi singkat OMIK (Organisasi Mahasiswa Intra Kampus) yang bernaung di bawah RM (Republik Mahasiswa) IAN Ponorogo. Modul merupakan media intruksional, karena meski tidak dijelaskan dalam acara PBAK, melalui modul mahasiswa baru (Maba) diasumsikan dapat memahami kampus beserta struktur Republik Mahasiswa, dan mampu mempersiapkan strategi adaptasinya selama menempuh studi di kampus hijau ini.
Buku panduan tersebut dapat memberikan pengaruh positif bagi Maba untuk semakin tertarik dengan dunia kampus berdasarkan berbagai pengenalan organisasi yang ditampilkan berupa rakitan kalimat di dalamnya. Juga menumbuhkembangkan daya keingintahuan Maba terhadap organisasi untuk menambah nilai plus selain duduk terpaku di bangku perkuliahan. Sehingga dengan adanya modul atau buku panduan PBAK, Maba diharap sedikit banyak mengenal struktur dunia mahasiswa secara detail, meskipun sebenarnya dalam rangkaian acara PBAK hal-hal tersebut sudah diagendakan.
Meskipun sudah ada agenda tersendiri dalam manual acara PBAK, namun tidak bisa dipungkiri bahwa daya tangkap Maba beragam. Pasalnya sebagian Maba mampu memahami dunia kampus dengan berbagai struktur organisasi di bawahnya melalui teknis "verbal" pada sesi yang telah disiapkan oleh panitia. Sedangkan sebagian diantara mereka mampu mengenali dan memahami budaya akademik dan kemahasiswaan kampus dengan cara "membaca" modul yang telah dibagikan oleh panitia. Apabila Maba belum mampu memahami kampus dan Republik Mahasiswa secara struktural, ia dapat melirik bahkan membaca modul yang ia pegang. Akan tetapi bagaimana jika modul terlambat dan atau belum dibagikan?
Seperti yang telah tertulis di atas, fungsi buku panduan secara prinsip adalah untuk memperjelas pesan verbal yang disampaikan. Selain itu juga untuk mengatasi keterbatasan dan perbedaan daya tangkap indra bagi Maba.
Sehingga meskipun ada yang mengatakan bahwa pemaksimalan pelaksanaan PBAK oleh panitia dengan dijadwalkannya sub-acara FGD (Forum Group Discussion), tetap saja sebagai pegangan secara riil bagi mahasiswa harus diberikannya buku panduan selama pelaksanaan berlangsung. Sehingga statement yang dikemukakan salah satu ketua Dema Fakultas mengatakan bahwa modul hanyalah teks sedangkan konteksnya adalah pada pelaksanaan kegiatan PBAK, ialah sebuah alibi akibat dari ketidaksiapan.
Masih perihal ketidakjelasan kapan dibagikannya hak (modul.red) bagi peserta PBAK, terdengar isu dari pihak panitia bahwa hak tersebut akan dibagikan di akhir acara PBAK, kamis (31/08/2017). Apabila masih belum teraplikasikan, maka akan dibagikan kepada Maba di lain hari. Lhoh, ini fasilitas untuk PBAK atau bukan?
Hal tersebut akhirnya menimbulkan pertanyaam besar. Bagaimana memungsikan fasilitas peserta yang satu ini (modul.red), apabila Maba memperolehnya di luar kegiatan yang semestinya di dapatkan selama program berlangsung? Kemungkinan besar "fasilitas" tersebut sudah basi. Mengapa? Karena melihat daya keinginan mahasiswa untuk membaca telah menurun drastis. Maka apabila tidak sedang dilangsungkan acara, mereka diperkirakan tidak memaksimalkan fungsi modul. Pada akhirnya modul hanyalah untuk mengundang hembusan angin dan menjadi teman ketika udara panas dan keringat bercucuran. Menyedihkan!

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.