Iklan Layanan

Cuplikan

Covid-19 Mewabah, Wisata Telaga Mantili Dirja Berhenti Beroperasi

(Foto: Ilham)


    lpmalmillah.com - Selain terkenal dengan industri genting dan batu bata, Desa Wringinanom memiliki potensi wisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Ponorogo. Salah satunya adalah wisata Telaga Mantili Dirja (Mantili Rejo) yang letaknya di Dusun Banyuripan, Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit.

    Melansir dari akun Instagram Telaga Mantili Dirja (@telagamantilidirja), objek wisata ini dikelilingi oleh pepohonan. Selain itu, juga terdapat pendapa yang berada di dekat telaga. Berbagai spot foto juga ditawarkan pada wisata tersebut. Sehingga, wisatawan bisa mengabadikan momen dengan menikmati keindahan wisata telaga tersebut. 

    Wisata Telaga Mantili Dirja pertama kali didirikan pada tahun 2018. Namun, ketika pandemi Covid-19 mewabah, objek wisata ini menjadi tidak terurus lagi. Hingga saat ini, belum ada kelanjutan dalam pengelolaannya. “Awal didirikan pariwisata sebelum pandemi [sekitar] 2018. Setelah pandemi [mewabah] tidak terurus,” ungkap Gunarto selaku Juru Kunci Banyuripan.

    Pengelolaan wisata Telaga Mantili Dirja ini sebelumnya dilakukan oleh Karang Taruna desa setempat. Namun, sekarang mengalami kemandekan. “Sebelumnya dikelola pemuda karang taruna, tetapi sekarang vakum [berhenti],” ujar Sutini, Kepala Desa Wringinanom saat dihubungi via WhatsApp.

    Predianto selaku Ketua Karang Taruna mengungkapkan alasan berhentinya pengelolaan Telaga Mantili Dirja. "Pengelolaannya berhenti karena kurangnya sumber daya manusia [sebagai penggerak]," jelasnya.

    Berhentinya objek wisata Telaga Mantili Dirja ini tidak begitu berpengaruh terhadap keseharian masyarakat. Belum dikenalnya wisata ini oleh banyak orang menjadi faktor tidak terpengaruhnya masyarakat terhadap kemandekan wisata. “Gak terlalu berpengaruh, kan baru wisata desa gak begitu terkenal,” ujar Andy, Kepala Dusun Banyuripan.

    Senada dengan Andy, beberapa masyarakat juga tidak terlalu merasakan dampak dari berhentinya wisata Telaga Mantili Dirja. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Susi, salah satu masyarakat Desa Wringinanom. “Yo, ga enek dampak e [ya tidak ada dampaknya],” ungkapnya.

    Namun, hal di atas berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Ana, salah satu masyarakat desa Wringinanom yang juga berjualan di sekitar Telaga Mantili Dirja. Berhentinya objek wisata tersebut berdampak pada salah satu sumber pendapatannya. “Salah satu sumber pendapatan saya sempat berhenti. Soalnya, kan, Telaga Mantili Dirja berhenti beroperasi,” ujarnya.

    Menanggapi berhenti beroperasinya wisata Telaga Mantili Dirja, terdapat beberapa upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah desa. Salah satunya dengan program Pengembangan Objek Wisata (POW). “Tahun ini akan dikelola dengan adanya bantuan objek wisata dari Kemendes,” terang Sutini, Kepala Desa Wringinanom.

    Program POW ini memiliki manfaat untuk mengoptimalkan potensi pesona alam, kearifan lokal, seni budaya, dan beragam keunikan yang dimiliki desa. Melalui program POW ini, wisata Telaga Mantili Dirja ke depannya akan dilakukan berbagai macam pembangunan di sekitar telaga. “Tahun ini, kan, ada dapat program POW  untuk memperbaiki wisata. Termasuk taman, panggung seni, terus ada pertokoan,” jelas Gunarto.

    Terkait pembangunan di sekitar telaga, selain Gunarto, Andy juga menerangkan pembangunan lainnya seperti balai kesenian dan tempat untuk menyimpan kesenian Gumbeng (salah satu kesenian unik dan hanya terdapat di Desa Wringinanom), toilet, dan kamar mandi. “Rencana buat bangun balai kesenian dan tempat untuk menyimpan kesenian Gumbeng, dan toilet,” ungkapnya.

    Menanggapi adanya POW ini, Susi berharap setelah ada upaya pengelolaan wisata Telaga Mantili Dirja tetap dirawat dengan baik. “Semoga selanjutnya tetap dirawat dengan baik,” harapnya.

 

Penulis: Ilham

Reporter: Ilham, Naufal, Roni, dan Winarti

PJTD 2023


No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.