Iklan Layanan

Cuplikan

Audiensi Terbuka, Mahasiswa: Hasil Kurang Memuaskan

 

(Foto: Miftah)

lpmalmillah.com - Rabu (14/09/2022), Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo menggelar kegiatan audiensi terbuka yang bertempat di Aula Gedung Indrakila. Audiensi terbuka ini diikuti oleh perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa/Unit Kegiatan Khusus (UKM/UKK), dan juga pihak jajaran birokrat di lingkungan rektorat. Acara ini merupakan acara tindak lanjut dari aksi demonstrasi yang dilakukan pada  Kamis (08/09/2022) di depan gedung rektorat (baca di www.lpmalmillah.com).

Audiensi terbuka ini dipimpin oleh Muhammad Bahrul Ulum yang bertindak sebagai moderator. Acara dimulai dengan pembukaaan pada pukul 14.15 WIB dan dilanjutkan sambutan. Rektor IAIN Ponorogo menyampaikan ucapan terima kasih atas adanya acara ini. “Terima kasih atas kesempatan dan kegiatan yang sudah dilakukan saat ini. Ini merupakan wahana untuk saling memberikan masukan dan juga klarifikasi yang tujuan utamanya agar IAIN menjadi lembaga yang lebih baik lagi [dari sebelumnya],” ungkap Evi Muafiah dalam sambutannya. 

Lebih lanjut, ia juga menyambut baik acara ini. Sebab, melalui acara ini pihak birokrat bisa mendapatkan masukan dari mahasiswa dengan cara yang kondusif. “Sekali lagi, kegiatan [memberi masukan] seperti ini sangatlah bermanfaat dan kita menyambut baik acara [seperti] ini. Terlebih lagi [jika] dikemas dengan cara yang lebih kondusif, santai, namun tetap aman dan [sama-sama] nyaman,” ucapnya.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ridwan Krisna Aditia. Ia mengimbau semua perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan keluhannya dalam audiensi sehingga dapat segera ditindaklanjuti oleh rektorat. “Saya rasa [audiensi kali] ini adalah tindak lanjut dari aksi yang merupakan itikad baik [dari mahasiswa] dengan pihak kampus melalui cara yang lebih baik. Supaya semua keluhan dapat disampaikan dan diselesaikan dengan segera,” ujar Koordinator Umum audiensi terbuka ini.

Audiensi kali ini membawa beberapa tuntutan, diantaranya permasalahan pengadaan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan fasilitas kampus; mulai dari masjid hingga jalan masuk kampus. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, KTM akan jadi dalam waktu 3 minggu sejak aksi dilakukan. Sementara itu, mahasiswa juga mengeluhkan tentang fasilitas kampus yang dinilai kurang memadai seperti proyektor yang mati, kipas yang tidak berfungsi, parkiran panas, dan juga akses jalan terutama di kampus dua yang dinilai tidak sesuai dengan standarnya.

Berdasarkan hasil audiensi yang disampaikan notulen, terdapat beberapa rangkuman, yakni; KTM untuk angkatan 2020 & 2021 tetap dicetak oleh BNI yang terintegrasi secara langsung dengan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan estimasi waktu penyelesaian 3 minggu setelah aksi, tidak lebih dari tanggal 29 September 2022. Sedangkan KTM angkatan 2022 akan dicetak oleh pihak kampus secara mandiri dengan menggunakan format lama, tidak terintegrasi dengan ATM bank manapun.

Terkait dengan pembuatan KTM angkatan 2022 ini, pihak kampus tidak mewajibkan mahasiswa untuk foto menggunakan jas almamater, melainkan dengan foto terbaru mahasiswa masing-masing. Hal itu disebabkan karena jas almamater baru akan selesai dikerjakan oleh pihak konveksi pada 18 September dan didistribusikan sekitar tanggal 22 September mendatang. “Untuk jas almamater itu kemarin kita dikonfirmasi dari pihak konveksi akan selesai pada tanggal 18 September dan baru bisa didistribusikan sekitar tanggal 22 September,” ucap Ahmad Zainal Abdi selaku kepala bagian (Kabag) Akademik

Di samping itu, berhubungan dengan sarana dan prasarana, baik yang ada di kampus satu maupun dua akan dimaksimalkan. Seperti halnya pengadaan kursi, proyektor, maupun kipas yang akan dilakukan secara bertahap melalui anggaran prioritas tahun depan. Sedangkan fasilitas berupa akses jalan masuk kampus dan juga parkiran akan dibuat setelah gedung yang dibangun di kampus dua selesai.

Lebih lanjut, berkaitan dengan kerusakan yang ada di sebagian gedung, rencananya akan segera dilakukan perbaikan, terutama di masjid. Perbaikan masjid sudah dimulai sejak Senin (12/9/2022). Di samping itu, untuk layanan kesehatan memang dinilai belum maksimal. Sebab, belum ada klinik yang memiliki izin tertulis dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Menanggapi pelaksanaan audiensi, Evi Muafiah menganggap agenda tersebut merupakan hal yang bagus. Menurutnya, agenda seperti ini merupakan sarana mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya kepada pihak rektorat. “Bagus, itu sangatlah bagus. Karena itu juga tempat mahasiswa memberikan masukan kepada pihak kampus,” ungkap rektor IAIN Ponorogo.

Meskipun demikian, di sisi lain, Ridwan mengaku kurang puas dengan audiensi kali ini. Hal ini dikarenakan beberapa tuntutan belum tersampaikan karena keterbatasan waktu audiensi. “Kita kurang puas terkait audiensi kali ini, karena kita terbatas dengan waktu. Sehingga tidak semua tuntutan dari mahasiswa dapat disampaikan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh salah satu mahasiswa jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (TIPA) semester lima. Ia merasa kurang puas dengan pelaksanaan audiensi kali ini karena banyak aspirasi yang belum terjawab dengan baik. “Saya sangat sangat tidak puas dengan hasil audiensi kali ini karena masih banyak sekali materi-materi audiensi yang belum tersampaikan dan jawaban dari rektorat sendiri masih janggal dan mengganjal di hati,” ucap Bagas Setiyo Pambudi.

Guna menindaklanjuti tuntutan yang belum tersampaikan seluruhnya pada audiensi kali ini, Ridwan menyampaikan bahwa akan diadakan audiensi lanjutan yang akan difasilitasi oleh Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I). “Seharusnya ada [audiensi lanjutan], karena dari beberapa pertanyaan dan permasalahan yang kami kaji belum semuanya ditanyakan. Itu nanti dari aliansi mahasiswa meminta ke SEMA-I untuk koordinasi dengan pimpinan agar terjalin audiensi terbuka kembali,” ungkapnya.

Reporter: Miftah, Vivia, Siti, Azizah

    

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.