Iklan Layanan

Cuplikan

Kampanye Online: Peserta Kongres Pasif Lakukan Kampanye


baliexpress.jawapos.com
    lpmalmillah.com - Masa kampanye peserta Kongres IV sudah di penghujung hari. Kampanye yang dilakukan secara online ini berlangsung selama 23 sampai 30 Juni 2020. Selama kurang lebih delapan hari tersebut, peserta Kongres pasif dalam melakukan kampanye online.

    Kampanye tahun ini dilakukan secara online, mengingat pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Para kandidat menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkampanye. Seperti yang diungkapkan oleh Genta Firman Al-Aziz selaku calon tunggal ketua SEMA I. “Sebenarnya saya sendiri baru pertama ditanya tentang kampanye online. Untuk media yang utama yaitu menggunakan WA juga IG saya sendiri,” terangnya.

    Senada dengan hal itu, Aris Ashar, calon ketua DEMA FEBI menerangkan bahwa ia memanfaatkan Instagram sebagai media berkampanye. “Cara saya dalam kampanye online saat ini membuat akun IG khusus untuk paslon DEMA dan di situ diisi dengan pemaparan profil maupun pemaparan visi misi dari apa yang akan diusung dalam pencalonan DEMA dan wakil DEMA  FEBI,” ujar mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah tersebut.

    Selain Instagram, banyak media dan cara yang digunakan para kandidat untuk menjaring massa, seperti yang diungkapkan oleh Uswatun Nur Annisa calon ketua HMJ PGMI. “Ada beberapa cara seperti share pamflet melalui story WA dan grup besar mahasiswa PGMI, kemudian masuk ke grup-grup kelas dan posting video di Youtube yang berisi pemaparan visi misi,” terangnya

    Dalam kampanye online ini, dirasa bisa lebih menekan biaya. Menurut Mashadi Masrum Hidayat, calon ketua HMJ HKI mengungkapkan terkait anggaran kampanye hanya sedikit yang dikeluarkan. “Terkait anggaran tidak lebih dari konsumsi biasa,” ujarnya.

    Berbeda dengan Mashadi, Nafiatul Mualifah salah satu calon DEMA FASYA mengatakan bahwa kampanye online ini tidak memerlukan anggaran karena dilakukan melalui media sosial. “Masalah kampanye lewat media online ya menurutku anggaran nggak ada sama sekali atau peralatan kayak temen-temenku yang buat pamflet nggak bayar terus kayak  video-video gitu real dari temen-temenku sendiri, kayak kamera dan alat-alatnya nggak ada yang bayar sih ya cuma tenaga aja ke kampus,” jelas Nafiatul.

    Di sisi lain, Ahmad Damar Samlani, calon ketua DEMA I justru menilai bahwa kampanye online kurang efektif dilakukan oleh para peserta Kongres. “Ya kalau berbicara efektif tidaknya, pasti tidak, karena ada banyak kemungkinan ketika kita tidak langsung bertatap muka. Mungkin bisa jadi pamflet atau video yang kita share tidak terlalu diperhatikan oleh mahasiswa umum,” jelas mahasiswa jurusan Perbankan Syariah tersebut.

    Hal tersebut diamini oleh Arkan, calon ketua HMJ KPI, namun menurutnya kampanye online dirasa lebih mudah. “Dari yang saya rasakan, kampanye online ini memang lebih memudahkan dan tidak begitu menguras tenaga dan juga budged, namun dalam keefektifan ya sangat kurang karena tidak dapat melihat bagaimana respon dari mahasiswa, apakah saya dapat respon positif ataupun negatif, dan juga sangat sulit untuk memprediksi suara,” ujarnya.

    Perihal kampanye online ini mendapat tanggapan dari beberapa mahasiswa, salah satunya Maulana Thakasuna, mahasiswa jurusan PAI. Menurutnya para peserta Kongres sudah aktif dalam melakukan kampanye online. “Menurutku aktif, bahkan sampai membuat video-video juga,” ujar Maulana.

    Namun tanggapan berbeda muncul dari salah satu mahasiswa HKI yaitu Afif Jamiyl Al Mustofa yang merasa bahwa kampanye online yang dilakukan cenderung pasif. “Saya melihat beberapa di story WA saya, tapi calon yang muncul ya itu-itu saja. Jumlah calonnya berapa dan visi misinya bagaimana saya malah kurang tau. Padahal salah satu tujuan kampanye kan memperkenalkan diri dan menyampaikan visi misinya. Jadi ya saya rasa masih pasif,” terangnya.

    Afif menambahkan bahwa banyak mahasiswa yang belum tahu tentang kampanye online. “Banyak mahasiswa yang kurang tau, entah mahasiswa yang belum update atau malah meraka yang belum mendapat informasinya,” tambahnya.
   
    Meskipun kampanye dilaksanakan secara online, para peserta Kongres berharap dapat menjaring massa untuk memilihnya. Seperti yang dituturkan oleh Septa Cendra, calon ketua HMJ MAZAWA. “Kemungkinan besar bisa menjaring massa, karena juga sekarang serba online jadi bismillah saja semoga bisa menjaring massa banyak,” tuturnya.

Reporter: Ika, Dian, Nana, Afri

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.