Iklan Layanan

Cuplikan

MEMBINCANG KEMBALI POLEMIK LULUSAN SMA DAN SMK



Pendidikan di era modern seperti sekarang ini sangat dibutuhkan bagi setiap orang terlebih persaingan untuk mendapatkan pekerjaan tiap tahunnya semakin ketat. Untuk itulah pendidikan sangat ditekankan, dikarenakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula seseorang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. Ada pepatah mengatakan bahwa sebuah negara akan maju bila generasi mudanya maju. Jika kita renungkan dalam-dalam memang tidak salah ungkapan tersebut dan salah satu elemen penting untuk mewujudkannya ialah dengan meningkatkan sektor pendidikan.

Indonesia dengan semrawut pendidikanya, terus-menerus berbenah dengan menerapkan berbagai kebijakan, namun sampai saat ini belum mampu berbicara banyak.  Tentu kita semua tahu isu yang menjadi trending topik saat ini yakni ijazah palsu. Namun, mungkin kita tidak menyadari bahwa banyak sekali permasalahan yang justru sangat penting untuk dicari solusinya. Salah satunya ialah polemik lulusan SMA maupun SMK yang sempat dibahas oleh al-Millah di majalah edisi 28.  Dalam majalah tersebut dijelaskan mengenai permasalahan lulusan baik SMA maupun SMK yang masih perlu dipertanyakan. SMA lebih memfokuskan lulusannya untuk masuk perguruan tinggi, berbeda halnya dengan SMK yang lebih memfokuskan lulusannya untuk langsung terjun ke dunia kerja.

Hal inilah yang terjadi di Dusun Tanggung Rejo, Karang Patihan yang mayoritas penduduknya lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di SMK daripada SMA terlepas dari keinginan anaknya sendiri yang memang menginginkan sekolah di SMK. Ada beragam alasan yang mereka lontarkan terkait hal tersebut, diantaranya adalah keadaan ekonomi mereka yang sulit, jarak sekolah dari SD (sekolah dasar) hingga Sekolah menengah yang jauh, dan yang tidak kalah penting ialah pandangan mereka untuk cepat mendapatkan pekerjaaan setelah lulus, sehingga secara tidak langsung mereka menganggap bahwa sekolah hanya formalitas belaka.
[next]
Seperti yang kita ketahui bahwa Desa Karang Patihan merupakan daerah yang terkenal dengan sebutan kampung idiot, namun untuk masalah pendidikan kesadaran mereka sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan tekad mereka yang kuat untuk menyekolahkan anaknya walaupun jarak yang harus ditempuh sangat jauh. Tujuan utama mereka hanya satu, ingin cepat kerja setelah lulus kuliah entah di daerah mereka sendiri ataupun menjadi TKI ke luar negeri sebagai jalan terakhir, untuk itulah mereka lebih banyak memilih sekolah di SMK. Tidak salah memang jika memilih sekolah di SMK, namun perlu diingat bahwa janji manis yang selama ini dijanjikan oleh kebanyakan sekolah perlu kita pikirkan terlebih dahulu apakah dapat dipertanggungkjawabkan kebenarannya ataukah hanya omong kosong belaka. Bukan berarti SMA jauh lebih baik, sekali lagi kita katakan tidak, dikarenakan terus meningkatnya “pengangguran intelektual” tiap tahunnya yang pada akhirnya hanya menjadi beban keluarga. Untuk itu diperlukan kecermatan lebih dalam memilih sekolah. Kenapa kita harus cermat?

Pertama, banyak sekolah yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan lupa akan kepentingan siswanya yang berimbas pada kurangnya fasilitas dan pada akhirnya berpengaruh pada output (lulusan) nya. Kedua, kualitas sekolah yang patut dipertanyakan. Penting sekali saat kita berbicara masalah ini, kualitas yang baik tentunya juga akan berpengaruh terhadap lulusannya nanti. Ketiga, sesuaikah dengan kemampuan kita. Pada dasarnya banyak orang yang asal dalam memilih sekolah, sehingga setelah lulus mereka cenderung tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

Untuk itu, diharapkan bagi semua masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih sekolah terlebih saat ini adalah kelulusan sekolah, pilihlah sekolah yang memang sesuai dengan harapan dan janganlah terbuai dengan janji manis semata. Alangkah lebih baiknya jika didukung oleh keseriusan sekolah dalam mendidik anak didiknya serta keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sekolah yang mampu memberikan jaminan nyata bagi semua harapan masyarakat, dengan begitu tidak akan  menimbulkan kebingungan di masyarakat setelah lulus nanti mau kerja ataukah meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. *** ULfa_crew  

No comments

Komentar apapun, tanggung jawab pribadi masing-masing komentator, bukan tanggung jawab redaksi.